Bogor (ANTARA News) - Hasil survei terbaru terkait Muktamar ke-32 Nahdlatul Ulama (NU) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) menempatkan KH Salahuddin "Gus Sholah" Wahid sebagai sosok tokoh NU yang paling diminati "muktamirin" (peserta muktamar).
Cendekiawan muda NU dari Bogor, Jawa Barat (Jabar) Ahmad Fahir, MSi yang menghubungi ANTARA dari arena muktamar ke-32 NU di Makassar, Jumat malam menjelaskan, hasil survei yang dilakukan Lembaga Kajian dan Survei Nusantara (LAKSNU) Jakarta itu disampaikan langsung oleh Direktur LAKSNU Gugus Joko Waskito.
Survei tersebut, katanya, dilakukan dengan mewawancari "muktamirin" yang terdiri atas ketua pengurus wilayah NU (PWNU) dan ketua pengurus cabang NU (PCNU), yang memiliki hak suara.
Ia mengemukakan, dalam survei terhadap para pemegang hak pilih tersebut, sebanyak 27 persen responden menyatakan akan memilih Gus Sholah--Pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur-- sebagai ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2010-2015.
Menurut dia, ketika responden ditanya siapakah yang akan dipilih seandainya pemilihan ketua umum PBNU dilaksanakan pada saat ini, hasilnya pilihan tertinggi dari jawaban responden dijatuhkan pada Gus Sholah.
Survei LAKSNU dilakukan selama lima hari, yakni mulai 21 hingga 25 Maret 2010 dengan mewawancari sebanyak 200 responden. Responden tersebut semuanya merupakan ketua pengurus NU tingkat kabupaten/kota dan provinsi se-Indonesia atau ketua PCNU dan PWNU, yang notabene sebagai pemilik hak suara dalam muktamar.
"Survei ini kami lakukan untuk mendeteksi ke mana arah dukungan para ketua tanfidziyah PCNU dan PWNU yang sedang bermuktamar. Kami melakukan survei secara acak terhadap 200 responden atau hampir separuh peserta muktamar," katanya.
Ia memastikan bahwa data survei yang dilakukan dengan wawancara via telepon tersebut, dijamin validitasnya, karena data yang digunakan didapatkan secara resmi dari sekretariat PBNU.
Sementara persentase suara tertinggi kedua diperoleh oleh Said Aqil Siradj, yang mendapatkan sebanyak 14,5 persen, Slamet Effendi Yusuf memperoleh 1 persen.
Sedangkan Masdar Farid Mas`udi, Ali Maschan Musa, Andi Jamaro Dulung, Ahmad Bagdja dan Ulil Abshar-Abdalla, masing-masing mendapatkan 0 persen.
Dalam survei yang dilakukan LAKSNU tersebut, sebanyak 37 persen responden menyatakan masih merahasiakan pilihannya. Sisanya, yakni sebanyak 20 persen mengaku masih ragu-ragu terhadap siapa pilihannya dijatuhkan.
Kendati dalam survei LAKSNU angka tertinggi ditunjukkan oleh responden yang mengaku masih merahasiakan pilihannya, namun ia optimistis Gus Sholah akan dipilih para peserta muktamar sebagai ketua umum PBNU menggantikan Hasyim Muzadi.
"Setelah kami tanya berulang-ulang kepada responden yang masih merahasiakan pilihannya, dengan jujur umumnya menjawab masih ragu antara memilih Gus Sholah atau Said Aqil," katanya.
Dengan kecenderungan tersebut, dan didukung oleh tingginya aspirasi warga NU di 33 provinsi di Indonesia terhadap Gus Sholah untuk memimpin PBNU, yakni mencapai 86 persen dengan mengungguli semua kandidat ketua umum PBNU, ia yakin para peserta muktamar akan memilih adik kandung almarhum KH Abdurrahman "Gus Dur" Wahid tersebut sebagai nahkoda baru PBNU.(A035/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010