seharusnya pembahasan tersebut dibuka dulu ke publik sebagai amanat untuk transparansi demi meminimalisir masuknya program-program siluman pada perubahan APBD DKI 2020 ini
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Center For Budget Analys (CBA) Uchok Sky Khadafi mempertanyakan efektivitas rapat kerja pembahasan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2020 yang berlangsung hanya sehari di Hotel Grand Cempaka Resort, Puncak, Bogor, Rabu.
Menurut Uchok, seharusnya pembahasan tersebut dibuka dulu ke publik sebagai amanat untuk transparansi demi meminimalisir masuknya program-program siluman pada perubahan APBD DKI 2020 ini.
Baca juga: 800 orang diperkirakan hadiri rapat anggaran DKI di Puncak
"Makannya dibuka dulu ke publik APBD-nya, jangan jangan asal oke oke saja. Siapa tahu, terselip program selundupan yang seringkali terjadi," katanya.
Uchok menilai pembahasan APBD-P yang hanya sehari ini tidak berkualitas karena seperti terburu-buru yang akhirnya merugikan masyarakat Jakarta.
"Kalau sehari rapat APBD, kayak hanya minta stempel saja dari ekesekutif ke legislatif. Tanpa membahas, proyek per proyek, sama saja merugikan rakyat Jakarta dong," ujar dia.
Baca juga: Sekjen FITRA minta BPK audit DPRD DKI terkait rapat APBD-P di Puncak
Meski hanya sehari dan dilaksanakan di luar kota, katanya, pembahasan perubahan APBD DKI Jakarta itu dianggapnya menguntungkan anggota DPRD DKI Jakarta, karena selain ada uang saku yang lebih besar, dugaan potensi memasukkan program-program lainnya akhirnya semakin besar.
Baca juga: Sekjen FITRA nilai rapat DPRD DKI Jakarta tak perlu di Puncak
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris DPRD DKI Jakarta Hadameon Aritonang mengakui rapat pembahasan perubahan APBD DKI Jakarta itu diikuti oleh seluruh anggota DPRD DKI sebanyak 104 orang. Selain itu, rapat ini juga dihadiri seluruh pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020