New York (ANTARA) - Gubernur New York, New Jersey dan Connecticut pada Selasa mendesak penduduk untuk membatasi perjalanan yang tidak penting antara negara bagian.
Namun Gubernur New York, New Jersey dan Connecticut berhenti memaksakan persyaratan karantina bagi orang-orang yang melintasi perbatasan itu, bahkan ketika kasus virus corona lokal meningkat.
New York, yang menghadapi salah satu wabah paling merajalela di dunia awal tahun ini, sekarang mengharuskan orang yang datang dari 38 negara bagian dan dua wilayah AS di mana kasus meningkat melakukan karantina selama 14 hari, baik di rumah atau di kamar hotel.
Connecticut, New Jersey dan Pennsylvania sekarang memenuhi kriteria negara bagian untuk persyaratan karantina, tetapi Gubernur New York Andrew Cuomo setuju dengan rekan-rekan tetangganya bahwa menambahkan mereka ke daftar karantina tidak akan mudah.
Baca juga: Kasus positif COVID-19 di AS lewati angka delapan juta jiwa
Dalam pernyataan bersama pada Selasa malam, Cuomo bergabung dengan Gubernur New Jersey Phil Murphy dan Gubernur Connecticut Ned Lamont, mengatakan bahwa ketiga negara bagian "saling bergantung dalam hal perdagangan, pendidikan, dan perawatan kesehatan."
"Kami mendesak semua penduduk kami untuk menghindari perjalanan yang tidak perlu atau tidak penting antar negara bagian saat ini, tetapi tidak akan menjadikan penduduk negara bagian kami melakukan karantina jika datang dari negara tetangga," kata pernyataan itu.
Cuomo mengatakan dia juga ingin mencegah perjalanan yang tidak penting dari Pennsylvania.
Tingkat tes virus corona positif di atas 3 persen di New Jersey, pejabat kesehatan negara bagian mengatakan pada hari Senin. Di Connecticut, tingkat positif adalah 1,7 persen, kata Lamont pada hari Senin. Pennsylvania adalah 4,3 persen, kata Gubernur Tom Wolf.
Tingkat positif New York adalah 1,3 persen pada hari Selasa, salah satu yang terendah di negara itu, tetapi pejabat kesehatan telah menyuarakan keprihatinan tentang beberapa "titik panas" di beberapa bagian Kota New York dan kabupaten di utara kota metropolis.
Baca juga: Hampir 300.000 lebih orang meninggal karena COVID-19 di AS
Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020