"Hingga akhir September 2020 jumlah Single Investor Identification (SID) warga Sumbar te;ah mencapai 20.451," kata Kepala perwakilan Bursa Efek Indonesia Sumbar Early Saputra di Padang, Rabu.
Menurut dia tingginya nilai transaksi saham menunjukan minat masyarakat untuk menanamkan uang di pasar modal terus meningkat.
"Untuk penambahan jumlah investor baru sudah mencapai 2.949 orang hingga September," kata dia.
Baca juga: Hingga Agustus 2020 nilai transaksi saham warga Sumbar Rp4,17 triliun
Menurut dia dengan semakin banyaknya generasi muda yang melek investasi membuat nilai transaksi terus meningkat.
Early menyebutkan dilihat dari aspek demografi para investor pasar modal di Sumbar didominasi oleh pelajar dan mahasiswa dengan jumlah mencapai 7.100 orang dengan rentang usia 18-25 tahun.
Artinya 80 persen investor di Sumbar usianya berada di bawah 40 tahun, katanya.
Sementara dari sisi gender investor di Sumbar mayoritas pria dengan jumlah 10.400 dan perempuan 9.200.
Baca juga: KSEI : Sumbar tempati urutan ke-12 investor terbanyak
Untuk jumlah aset saham berdasarkan usia 18-25 tahun telah mencapai Rp15 miliar.
"Sedangkan untuk aset nonsaham telah mencapai Rp18 miliar," ujarnya.
Ia menyampaikan salah satu yang diminati untuk berinvestasi berupa sukuk wakaf yang jika dibeli maka keuntungannya dalam bentuk wakaf.
Terkait dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang tumbuh minus dalam dua triwulan terakhir ia menilai tidak berpengaruh terhadap minat orang menanamkan uang di pasar modal.
"Ketika pasar semakin baik, pengawasan ketat maka orang akan semakin percaya bursa akan semakin antusias," katanya.
Ia menilai hal ini tidak lepas dari edukasi dan pengawasan yang dilakukan OJK hingga dukungan dari pemerintah yang membuat produk investasi yang sesuai dengan kebutuhan anak muda.
Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020