Washington (ANTARA) - Hampir 300.000 lebih orang meninggal di Amerika Serikat pada 2020 selama pandemi virus corona baru daripada yang diperkirakan berdasarkan tren historis, dengan setidaknya dua pertiga karena COVID-19, sebuah laporan pemerintah yang dirilis pada Selasa menunjukkan.

Laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS memperkirakan bahwa 299.028 lebih banyak orang meninggal antara periode 26 Januari hingga 3 Oktober daripada angka rata-rata dari tahun-tahun sebelumnya.

CDC mengatakan bahwa sekitar 216.000 kematian di AS akibat virus corona telah dilaporkan pada pertengahan bulan ini. "Ini mungkin meremehkan dampak total pandemi pada kematian," katanya.

"Ada banyak faktor yang dapat berkontribusi pada peningkatan kematian secara tidak langsung karena pandemi, dengan gangguan pada perawatan kesehatan menjadi salah satu faktornya," kata penulis studi Lauren Rossen, dari Pusat Statistik Kesehatan Nasional CDC, kepada Reuters.

Hitungan tersebut bisa luput memasukkan angka kematian yang secara tidak langsung terkait dengan pandemi, yang disebabkan oleh gangguan dalam akses atau pemanfaatan layanan kesehatan, dan dari kondisi seperti penyakit Alzheimer, demensia, dan penyakit pernapasan, kata laporan itu. Namun, itu juga dapat mencerminkan peningkatan kematian yang tidak terkait dengan COVID-19.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di AS lewati angka delapan juta jiwa

Data menunjukkan peningkatan yang tidak proporsional di antara kelompok ras dan etnis yang terlihat sangat terpengaruh oleh COVID-19.

CDC menemukan persentase peningkatan kematian rata-rata terbesar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya terjadi di antara orang Hispanik (53,6 persen), dengan kematian 32,9 persen di atas rata-rata di antara orang kulit hitam dan 36,6 persen di atas rata-rata untuk orang Asia.

Penghitungan Reuters menemukan sekitar 220.000 kematian terkait virus corona baru telah dilaporkan di Amerika Serikat.

CDC menemukan bahwa lebih banyak kematian telah terjadi setiap pekan sejak Maret 2020 dan mencapai titik tertinggi pada pekan-pekan yang berakhir pada 11 April dan 8 Agustus.

Persentase peningkatan terbesar dalam kematian berlebih dari semua penyebab terjadi di antara orang dewasa berusia 25 sampai 44 tahun sebesar 26,5 persen.

Baca juga: AS sediakan 1 juta antibodi COVID-19 buatan Regeneron tahun ini

Baca juga: Uji coba vaksin COVID-19 AS AstraZeneca dilanjutkan pekan ini

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2020