Jakarta (ANTARA News) - Deputi gubernur Bank Indonesia (BI), Krishna Wijaya, mengatakan sistem pengawasan perbankan perlu dibedakan antara bank besar dengan bank kecil.

"Pengawasan bank ini ibarat orang tua mengawasi anak-anaknya. Tidak bisa disamakan mengawasi anak yang satu dengan yang lain," kata Krishna kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Dia menegaskan bahwa setiap bank memiliki manajemen yang berbeda-beda, sehingga sistem pengawasannya juga dibedakan.

"Seperti mengawasi anak saja, jika disamakan antara yang nakal dan yang baik justru akan membuat anak baik ini jadi nakal," katanya.

Krishna juga mengatakan bahwa sistem pengawasan ini perlu orang luar, sehingga mengetahui karakter para pemainnya.

"BI ini ibarat wasit di sepakbola. Jika wasitnya dari pemain, maka akan lebih tahu apakah pemain ini bohong atau tidak. Jadi berbeda wasit dari pemain dengan wasit yang belum pernah bermain," katanya.

Mantan direktur Bank BRI ini merupakan salah calon deputi gubernur BI menggantikan Siti Fadjriah yang habis masa tugasnya tahun ini.

Krisna Wijaya yang berpengalaman di bank komersial selama 30 tahun di bank ini, juga pernah menjadi anggota Dewan komisioner/Kepala Eksekutif (CEO) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Pada 2006 hingga 2007.

Sejak 2008 hingga sekarang, Krisna Wijaya merupakan Komisaris Bank Danamon.

Krisna Wijaya yang memiliki seorang istri dan satu orang anak. Ia menamatkan pendidikan sarjananya dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1980.

Gelar Magister Manajemen diraih dari MM Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta dan Doktor dari Sekolah Pascasarjana UGM pada tahun 2009.

Krishna yang dicalonkan untuk kedua kalinya ini siap untuk tidak terpillih dan dipilih menjadi deputi gubernur BI.

"Seandainya saya terpilih dapat memberi warna proses pengawasan bank karena berasal dari pelaku bank," katanya. (J008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010