Donggala, Sulteng (ANTARA) - Bupati Donggala, Kasman Lassa mengatakan perbaikan jembatan kolakola yang putus akibat diterjang banjir bandang 15 Oktober 2020 baru akan dilakukan pada 2021.
"Tapi untuk sementara kami akan upayakan membangun jembatan darurat untuk akses masyarakat," katanya di Banawa, Rabu.
Bupati Kasman mengatakan jembatan kolakola menghubungkan desa itu dengan Desa Lumbudolo, Kecamatan Banawa Tengah.
Banjir bandang yang terjadi pada pekan lalu mengakibatkan sejumlah jembatan desa rusak, tetapi khusus jembatan kolakola memang sudah tidak bisa lagi dilewati karena putus di bagian tengah.
Baca juga: BPBD: Korban banjir di Donggala masih butuh bantuan
Baca juga: Tangani pascabanjir Donggala-Sulteng, alat berat dikerahkan ke lokasi
Begitu pula ada beberapa titik longsor, tetapi sudah dapat diatasi oleh BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum(PU) Kabupaten Donggala.
Setelah banjir bandang, Pemkab Donggala menurunkan beberapa alat berat ke lokasi bencana untuk membersihkan badan jalan yang tertimbun longsor dan juga areal permukiman warga penuh lumpur.
Menyangkut pendistribusian kebutuhan sehari-hari masyarakat korban bencana, Bupati Kasman mengatakan semua berjalan lancar.
Penyaluran bantuan, termasuk dari berbagai pihak baik pemerintah, BUMN, swasta maupun NGO tidak ada kendala. "Semua bantuan untuk korban sampai ke lokasi bencana, meski kondisi jalan di beberapa titik cukup memprihatinkan.
Hingga saat ini, pemerintah bersama aparat TNI/Polri dibanding para relawan kemanusiaan dan masyarakat bersama-sama kerja bakti membersihkan limbah dan lumpur yang terseret banjir di titik-titik permukiman warga korban bencana alam tersebut.
Soal warga yang mengungsi, Bupati Kasman mengatakan sebagian besar sudah kembali ke rumah mereka. Kecuali yang rumahnya hanyut tentu masih tinggal sementara di rumah keluarga mereka.
BPBD Kabupaten Donggala menyebutkan banjir bandang di dua kecamatan itu dikarenakan curah hujan yang tinggi sebagai dampak dari fenomena alam La Nina.
Selain itu memang beberapa sungai dekat permukiman warga sudah dangkal sehingga ketika terjadi banjir, airnya meluap ke permukiman penduduk.
Asgaf Umar, seorang anggota DPRD Kabupaten Donggala menilai banjir bandang selain karena intensitas hujan meningkat dan sungai sudah dangkal, juga di diduga hutan di sekitar daerah aliran sungai dan hulu sungai sudah rusak sehingga perlu mendapatkan perhatian pemerintah untuk menghijaukan kembali mengantisipasi bencana alam ke depan yang sewaktu-waktu bisa terjadi lagi.
Karena itu, pemerintah perlu melakukan normalisasi sungai-sungai yang sudah dangkal dan juga melakukan penanaman pohon secara masif agar hutan bisa kembali berfungsi dengan baik. *
Baca juga: Banjir bandang landa dua wilayah di Donggala, tidak ada korban jiwa
Baca juga: Berita sepekan: Inovasi kampus hingga banjir di sejumlah daerah
Pewarta: Anas Masa
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020