Jakarta (ANTARA News) - "Kak Seto tiada duanya untuk berdiri paling depan dalam masalah Hak Asasi Manusia," kata Ahmad Dhani pentolan band Dewa.
Hal tersebut disampaikan Dhani dalam konferensi pers "40 Tahun Pengabdian Kak Seto Di Dunia Anak-Anak" yang diadakan di Cardamon Resto, Grand Indonesia, Kamis. Kak Seto tidak hadir dalam acara itu. Menurut Henny acara itu diadakan tanpa sepengetahuan kak Seto.
Selain Dhani turut hadir dalam acara itu sahabat-sahabat Kak Seto, seperti presenter Rebecca Tumewu, model Arzeti Bilbina, pendidik anak Henny Hermanoe, pendiri "Lenong Bocah" Aditya Gumay, Arist Merdeka Sirait dari Komnas Perlindungan Anak (PA) dan pengacara Ferry Juan.
Menurut Dhani, pemerintah harus benar-benar memberikan alat kepada Kak Seto untuk membantu pengabdiannya dalam Komnas PA.
"Saya orang pertama yang tidak bisa menggantikan kak Seto. Orang seperti Kak Seto susah ditiru sebab dia dipilih oleh Tuhan," katanya.
Sementara itu pembawa acara Becky Tumewu mengemukakan "Kak Seto tanpa disadari sudah menjadi inspirasi bagi banyak orang."
Becky mengatakan dia mengagumi kak Seto sejak kecil. Bagi Becky, Kak Seto merupakan sosok sempurna untuk figur ayah, pendidik dan pendamping anak-anak Indonesia.
Hal yang tidak pernah berubah dari kak Seto menurut Becky adalah wajahnya. "Dari dulu sampai sekarang kok bentuknya begitu-begitu saja ya. Dia cocok menjadi ikon produk anti-aging," canda Becky yang menjadi produk sebuah produk anti-aging itu.
"Dia orang yang hangat," kata Arzeti. Ibu tiga anak itu mengakui menjadikan kak Seto sebagai panutan dalam mengasuh anak. "Saya akan menjalankan apa yang dia lakukan pada anak-anak," kata dia.
"Saya salut dengan kak Seto karena dia tidak berpoligami," kata Arist. Menurut Arist karir Kak Seto selama 40 tahun akan hancur bila berpoligami.
Arist mengatakan dia dan Kak Seto memiliki kepribadian yang bertolak belakang. Kak Seto orang yang lemah lembut dan sopan, sedangkan dia orang yang keras. "Yang menyamakan kita adalah sama-sama berjuang untuk anak-anak," kata dia. (ENY/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010