Jakarta (ANTARA News) - Bank BNI selama 2009 lalu telah mengucurkan kredit untuk pembangunan pembangkit listrik Rp6 triliun dari total komitmennya yang mencapai Rp16,7 triliun.
Menurut Assistant Vice President Corporate Banking Division PT BNI Tbk Maya Agustina di sela-sela seminar "Peranan BNI dalam mendukung proyek infrastruktur listrik di tanah air", di Jakarta, Rabu, dari total Rp16,7 triliun, sebesar Rp9,75 triliun lagi siap dialokasikan untuk mendanai beberapa proyek PT PLN.
Sedangkan Rp6,97 triliun dialokasikan untuk mendanai kontraktor pembangkit listrik swasta (IPP) di sejumlah tempat seperti di Bintan (2x22MW), Pengalengan (2x110MW), Poso (3x65), Sumatera Selatan (2x135MW).
Menurur Maya, BNI tetap berkomitmen mendukung program pemerintah dalam percepatan proyek 10.000 MW, termasuk proyek 10.000 MW Tahap II yang akan segera ditender April 2010.
"KIta akan fokus pada pembiayaan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) selain PLTU dan PLTA," katanya.
Meski begitu, Maya enggan merinci jumlah tambahan komitmen kredit yang akan dialokasikan untuk sektor kelistrikan di tanah air.
Dari total kredit BNI selama 2009, sektor kelistrikan, gas dan air baru menyerap 6 persen.
"Kita berharap tahun ini akan meningkat, sejalan dengan program pemerintah dalam menyediakan infrastruktur listrik kepada masyarakat," katanya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, pada proyek 10.000 MW Tahap II, pemerintah menetapkan bahwa sebesar 40 persen akan berasal dari pembangkitan panas bumi.
"Sudah ada proyek yang dibidik, baik untuk PLTP, PLTA, maupun PLTU. Tapi kita akan lebih fokus ke geothermal (PLTP). Untuk lokasinya aku ngga hafal satu-satu, tapi beberapa ada di Sulawesi dan Sumatera," ujarnya.
(T.R017/B012/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010