bisa memaksimalkan capaian perkembangan anak usia dini

Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mendorong pemerintah pusat dan daerah agar lebih meningkatkan capaian Early Childhood Development Index (ECDI) atau indikator pengukuran perkembangan anak usia dini di Indonesia terutama daerah yang capaiannya masih tergolong rendah.

"Tiga provinsi terbawah dengan capaian ECDI terendah yaitu Sulawesi Tengah 74,80, Papua 79,20 dan Nusa Tenggara Timur 80,70. Ini harus menjadi perhatian," kata dia pada kegiatan peluncuran analisis perkembangan anak usia dini Indonesia 2018 secara virtual yang di pantau di Jakarta, Selasa.

ECDI merupakan hasil integrasi dari riset kesehatan dasar dan survei sosial ekonomi nasional pada 2018 yang bertujuan memonitor dan mengevaluasi capaian perkembangan anak usia dini di Indonesia.

Melihat hasil ECDI dari seluruh provinsi di Tanah Air, Suhariyanto meminta pemangku kepentingan terutama Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) segera mengambil langkah evaluasi dan perbaikan.

"Pemangku kepentingan terkait harus bisa memaksimalkan capaian perkembangan anak usia dini di Indonesia," katanya.

Ia menilai hal itu penting guna mendorong peningkatan investasi publik terhadap perkembangan anak usia dini. Sebab, pada fase tersebut akan menentukan langkah yang paling tepat dalam menekan biaya guna meningkatkan capaian pendidikan.

Berdasarkan peringkat, Kalimantan Timur menempati urutan pertama ECDI 2018 dengan nilai 92,00 yang disusul posisi kedua Bengkulu dengan nilai 91,70 dan peringkat ketiga Kalimantan Selatan 91,60.

Baca juga: PAUD harus mencakup seluruh dimensi, sebut Direktur Bappenas

Baca juga: 68 juta peserta didik Indonesia terdampak COVID-19, sebut Kemendikbud

Secara umum total nilai ECDI Indonesia yaitu 88,30. Capaian angka tersebut, ujar dia, masih termasuk cukup baik. Rinciannya kemampuan fisik dan kemampuan belajar menyumbang angka tertinggi masing-masing 97,9 dan 95,2.

Artinya, lebih dari 95 persen anak usia dini di Indonesia memiliki kemampuan fisik serta belajar yang sesuai dengan usia dan tahapan perkembangan.

Namun, ujar dia, khusus capaian literasi dan kemampuan sosial emosional masing-masing hanya menyumbang angka 64,6 dan 69,8.

Pada kesempatan itu, Kepala BPS juga menyinggung buku analisis perkembangan anak usia dini Indonesia 2018 yang juga diluncurkan hari ini. Buku tersebut memberikan gambaran tentang capaian anak termasuk karakteristik mereka serta keterkaitan ECDI dengan indikator sosial ekonomi.

Baca juga: BPS sebut ECDI berfungsi evaluasi capaian perkembangan anak usia dini

Baca juga: 175 juta anak di dunia belum miliki akses layanan PAUD, kata UNICEF

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020