Inggris, pada Selasa mengumumkan bahwa ia dinyatakan sebagai diplomat yang tidak dinginkan kehadirannya setelah dalam penyelidikan terbukti warga Israel itu mencuri identitas 12 warga Inggris untuk membuat paspor palsu.
Radio publik dan media Israel lainnya mengatakan diplomat itu adakah seorang perwira badan mata-mata Mossad dan akan segera digantikan oleh perwira intelijen lainnya.
Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Liberman, mengatakan bahwa sangat kecewa akan pengusiran itu, tetapi seorang pejabat senior mengatakan negara Yahudi itu tidak akan membalas tindakan tersebut.
Menteri Luar Negeri Inggris, David Millband, mengatakan bahwa ada alasan-alasan yang mendorong untuk dipercaya bahwa Israel berada dibelakang identitas-identitas yang dipalsukan oleh tim yang membunuh Mahmud al Mabhuh di Dubai Januari lalu.
"Saya minta agar seorang anggota kedutaan besar Israel ditarik dari Inggris sebagai akibat masalah ini dan ini dilakukan," katanya dalam sidang parlemen.
Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris menolak menyebutkan jabatan diplomat yang diusir itu, tetapi laporan-laporan di surat kabar Times dan Telegraph mengatakan orang itu adalah agen senior Mossad , tanpa menyebut sumber-sumber yang dikutip.
Orang itu diperkirakan kepala perwakilan badan rahasia Israel di London, kata surat-surat kabar itu.
Pembunuhan Mabhuh dituduh dilakukan Israel, yang menolak memberikan komentar mengenai peristiwa itu sesuai dengan kebijakannya.
Para tersangka menggunakan paspor-paspor palsu 12 warga Inggris, serta Australia, Jerman, Prancis dan Irlandia. Interpol mengeluarkan perintah penangkapan 27 tersangka yang dicari oleh Dubai sehubungan dengan pembunuhan itu.
(Uu.H-RN//H-AK/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010