Jakarta (ANTARA News) - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan, pelaksanaan ujian nasional (UN) tahun 2010 dinilai tidak mengedepankan cinta kasih terhadap anak, tapi justru penuh ketegangan dan ancaman.

"UN 2010 tidak dilakukan dengan penuh cinta kasih," kata Ketua KPAI, Hadi Supeno, di Jakarta, Rabu.

Hadi menjelaskan, pihaknya menilai pelaksanaan UN 2010 penuh ancaman dan suasana menegangkan.

"Penjagaan oleh aparat keamanan dalam mengawal soal dan menjaga sekolah, kunjungan pejabat negara saat pelaksanaan UN, serta kriminalisasi siswa yang diduga nyontek, sangat mengganggu psikologis siswa dan bisa berpotensi menjadi ancaman kekerasan terhadap anak," katanya.

Oleh karena itu, menurut dia, pendidikan tidak lagi berlangsung dalam suasana cinta kasih dan menyenangkan, tetapi menegangkan dan menakutkan.

"Yang memprihatinkan pada saat terjadi berbagai kecurangan yang dari tahun ke tahun tidak pernah surut, siswa selalu menjadi pihak yang disalahkan," katanya.

KPAI merekomendasikan kepada pemerintah untuk meninjau kembali kebijakan UN yang ternyata memiliki banyak implikasi negatif.

"Pemerintah agar mengajak bicara pemerhati, aktivis dan sektor yang selama ini mengurusi perlindungan anak," katanya.

Ia juga mengharapkan pemerintah mendata peserta yang gagal UN atau tidak lulus karena pada umumnya tidak melanjutkan sekolah dan rentan untuk dieksploitasi.

KPAI juga meminta agar evaluasi tingkat sekolah diserahkan sepenuhnya pada lembaga pendidikan bersangkutan.

"Karena yang paling tahu perkembangan intelektual, kepribadian dan relasi sosial siswa adalah guru yang selama enam atau tiga tahun mengawal terus-menerus," katanya.
(T.W004/S018/P003)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010