"Program spesifik menekan stunting dengan pemberian kapsul daun kelor, suplemen multivitamin bagi ibu hamil, PMT Balita, PMT Ibu Hamil dan Multivitamin Taburia untuk 1.000 HPK,"...
Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi dan Pemkab Enrekang terus berupaya memaksimalkan program pendampingan gizi "Gammara'Na" dalam rangka percepatan pencegahan dan penanggulangan stunting di Kabupaten Enrekang.
Gerakan Masyarakat Mencegah Stunting (Gammara'Na) merupakan program inovasi Pemprov Sulsel dalam menekan stunting dengan menghadirkan pendamping gizi di wilayah lokus.
"Program unggulan Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dalam mempercepat penurunan stunting dengan menghadirkan 70 tenaga pendamping gizi dan konselor stunting yang ditempatkan di desa lokus di Kabupaten Enrekang dan Bone yang bersentuhan langsung dengan masyarakat," kata Kabid Kesmas Dinkes Sulsel, Husni Thamrin dalam keterangannya di Makassar, Selasa.
Baca juga: Pemprov Sulsel targetkan stunting turun 14 persen pada 2024
Menurut Husni, hadirnya pendamping gizi dan konselor sangat berpengaruh dalam menekan stunting dengan pendekatan berbagai program spesifik untuk ibu hamil dan bayi di bawah dua tahun (Baduta).
"Program spesifik menekan stunting dengan pemberian kapsul daun kelor, suplemen multivitamin bagi ibu hamil, PMT Balita, PMT Ibu Hamil dan Multivitamin Taburia untuk 1.000 HPK," jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang, Sutrisno, mengucapkan terimakasih karena Gubernur Sulsel telah membantu dalam menuntaskan stunting.
Baca juga: Pemprov Sulsel tetapkan 205 desa lokus intervensi stunting
"Kami yakin dan percaya jika sama-sama bekerjasama, kita mampu menekan stunting, apalagi dengan kehadiran para pendamping gizi," ujarnya.
Ahli gizi Prof Arlin Adam, berharap, pendamping gizi bisa memberikan stimulasi peran stakeholder di desa, supaya tujuan pendampingannya mencapai sasaran. Stunting ini mesti diselesaikan dengan bersama-sama.
"Kunci keberhasilan dengan langkah awal pelibatan stakeholder yang dilakukan dengan cara pemetaan berdasarakan kepentingan dan pengaruh yang dimiliki tingkat desa sehingga memiliki kepentingan dan penekanan stunting bisa tercapai," katanya.
Baca juga: Sulsel targetkan tekan angka kekerdilan menjadi 29,2 persen di 2020
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2020