Makassar (ANTARA News) - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Andi Jamaro Dulung, menyatakan siap dipilih sebagai sekretaris jenderal (Sekjen) dalam kepengurusan Pengurus Besar (PB) NU periode 2010-2016.

"Di NU, tabu untuk meminta jabatan, tapi juga tidak boleh bagi kader menolak jika forum menginginkan. Saya akan dengan senang hati melaksanakan amanah itu," katanya saat konfrensi pers pada Muktamar ke-32 NU di Makassar, Rabu.

Menurutnya, pengurus NU harus mencerminkan keterwakilan daerah, tidak boleh lagi didominasi satu provinsi atau setau etnis, sebab NU adalah organisasi nasional bahkan internasional.

Selama memiliki kemampuan manajerial serta memahami "ahlul sunnah wal jama`ah" (aswaja), siapapun figur berhak menjadi pengurus dan harus menetap di Jakarta agar fokus menjalankan roda organisasi.

Kendati begitu, dia tetap mendukung calon lain yang ingin maju, asal menggunakan cara sehat dengan tetap mengacu pada prinsip ukhuwah dan nilai Asawja sebagaimana dijunjung tinggi dalam tradisi pesantren.

"Setiap kader wajib mendorong lahirnya kepemimpinan NU periode 2010-2014 berdasar kompetensi kepemimpinan yang memahami Aswaja secara utuh," ujarnya.

Dia lalu mengemukakan tiga tantangan NU ke depan.

Pertama, pemikiran Islam transnasional yang harus dibumikan di Indonesia dengan menyatukan pemikiran-pemikiran luar dan tradisi Bangsa Indonesia.

"Menyatukan pemikiran luar dengan pemikiran Indonesia adalah tugas NU," ujarnya.

Kedua, NU lemah dalam manajemen moderen, padahal pengurus NU selalu mengklaim mempunyai 60 juta orang kader, namun sampai saat tidak ada data empirik yang bisa membuktikan ini.

Tantangan ketiga, mengelola jutaan kader NU itu untuk meningkatkan kesejahteraan kader NU dan rakyat Indonesia sekaligus. (*)
ANT/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010