Jakarta (ANTARA News) -Apa kesamaan diantara Susan Boyle, WIKA (Wijaya Karya) dan Blue Bird?Kita akan menemukan jawabannya dalam buku terbaru Rhenald Kasali yangberjudul "Myelin Mobilisasi Intangibles Menjadi Kekuatan Perubahan".

Boyleadalah penyanyi Skotlandia yang terkenal berkat ajang pencarian bakat"Britain's Got Talent". WIKA adalah perusahaan yang bergerak di bidanginfrastruktur dan energi sedangkan Blue Bird adalah perusahaan jasataxi.

Kesamaan yang ada diantara mereka adalah ketiganyamemiliki intangibles (harta tak berwujud) yang kuat. Intangibles itumenjadi kunci kesuksesan mereka.

Buku ini cocok untuk dibacaoleh kalangan pengusaha, supaya mata mereka terbuka dan tidak lagiterperangkap pada tangible (harta berwujud) semata.

Buku setebal 346 halaman itu, membahas mengenai pentingnya myelin di balik proses terbentuknya intangibles.

Brainmemory terbentuk dari pengetahuan, sedangkan muscle memory (myelin)terbentuk dari latihan. Myelin tersebar merata dalam bentuk sistemsyaraf pada otot-otot kita, yang memberi perintah dan menyimpaninformasi.

Gabungan antara brain memory dan myelin akanmenghasilkan gagasan-gagasan dan tindakan kreatif yang disebut dayaunggul. Dengan myelin, seluruh kekuatan dihidupkan agar perubahan bukansekadar angan-angan. Mobilisasi myelin dapat menumbuhkan intangiblemenjadi kekuatan perubahan.

Untuk menjadi intangible dibutuhkanindividual discipline yaitu collective discipline. Membentuk collectivediscipline membutuhkan culture of discipline. Kekuatan intangibles itutidak lahir begitu saja. Tetapi, harus dibentuk secara disiplin,konsisten, dan terus menerus.

Rhenald mengutip petuah bijakAristoteles yang tertuang dalam buku karya Steven Cofey, "Seven Habitof Highly Effective People", "Kita adalah apa yang kita kerjakanberulang-ulang. Karena itu, keunggulan bukanlah suatu perbuatan,melainkan kebiasaan." Pernyataan itu tertulis di halaman 154 buku itu.

Pembelajaransecara terus-menerus secara disiplin dan menjadi kebiasaan yang tetapakan menghasilkan manusia yang memiliki kemampuan unggul di bidang yangdikerjakannya atau dilatihnya itu.

Buku yang terdiri dari tigabagian itu, ditulis Rhenald berdasarkan renungan dan pengumpulan bahanyang dia lakukan selama sepuluh tahun.

Rhenald adalah pakarmanajemen. Dia menjadi pengajar di Universitas Indonesia, UniversitasSam Ratulangi, Universitas Tanjung Pura, Universitas Udayana, danUniversitas Lampung.

Rhenald melakukan riset pada dua perusahaan nasional yang memiliki banyak intangible. Perusahaan itu adalah WIKA dan Blue Bird.

Padabagian akhir bukunya Rhenald menulis,"Kita telah begitu banyak mengenaldan mengambil manfaat dari brain memory. Sekaranglah saatnya melatihotot-otot kita. Otot-otot manusia unggul Indonesia."(ENY/A038)

Oleh Andrian Henny Ratnasari
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010