Washington (ANTARA News/AFP) - AS Selasa menegaskan bahwa hanya pembicaraan Israel-Palestina langsung yang akan memecahkan status akhir Jerusalem, dalam penolakan kasar atas sikap PM Israel Benjamin Netanyahu.

Jurubicara Deplu AS Philip Crowley menyatakan status kota itu, yang suci tidak hanya bagi orang Yahudi, tapi juga bagi orang Kristen dan Muslim, "hanya dapat dipecahkan melalui perundingan langsung".

Ucapan Crowley itu terjadi satu hari setelah Netanyahu menegaskan kembali hak Israel untuk membangun permukiman di Jerusalem timur yang diduduki, dan mengatakan pada lobi pro-Yahudi bahwa "Jerusalem bukan permukiman. Itu adalah ibukota kita".

Pemimpin Israel itu, yang bertemu Selasa malam dengan Presiden Barack Obama, mengatakan ia benar-benar mengikuti kebijakan semua pemerintah Israel sejak 1967, ketika Israel memperoleh kemenangan dalam perang dengan tetangga-tetangga Arab-nya dan merebut Jerusalem timur, yang kemudian dicaploknya.

Crowley, bagaimanapun, menyampaikan ketidaksetujuan jelas Washington dengan pendapat Netanyahu itu.

"Pada akhirnya kedua belah pihak akan mengkompromikan Jerusalem, pengungsi, perbatasan dan masalah lainnya," tegas jurubicara itu.

Dan yang pertama-tama dan terutama, ia mengatakan "uji coba segera kita adalah -- dapatkan kita membawa pihak-pihak itu ke pembicaraan".

Pengumuman pembangunan 1.600 rumah baru di Jerusalem timur oleh Israel pada 9 Maret lalu telah memicu kutukan AS, hal yang jarang terjadi. Menlu AS Hillary Clinton menegaskan permukiman itu telah merusak pembicaraan damai Israel-Palestina yang baru disepakati.

Palestina telah mengancam untuk mundur dari pembicaran tidak langsung itu, yang telah minta Washington berbulan-bulan untuk mengaturnya setelah serangan Israel di Gaza pada Desember 2008 hingga Januari 2009. (S008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010