New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak naik tipis pada Selasa waktu setempat, jelang rilis data persediaan minyak oleh Amerika Serikat, negara konsumen energi terbesar di dunia.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Mei, menambahkan 31 sen menjadi 81,91 dolar per barel.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Mei naik 16 sen menjadi 80,70 dolar.
Kebanyakan analis memperkirakan data Departemen Energi AS Rabu menunjukkan peningkatan stok minyak mentah 1,4 juta barel.
Mereka juga memperkirakan persediaan bensin menurun 1,3 juta barel dan distilsai juga jatuh 600.000 barel.
"Pembagi antara pembeli dan penjual tetap seperti yang terjadi selama satu tahun -- keyakinan bahwa pemulihan sedang berjalan, mendukung pertumbuhan permintaan energi dan meningkatnya harga, dan skeptis melihat pertumbuhan permintaan kecil," kata Wakil Presiden MF Global Mike Fitzpatrick.
Dia mengatakan bahwa harga bergerak lebih tinggi antara awal Februari, ketika pasar melihat terendah 69,50 dolar per barel, dan sekitar pertengahan Maret, ketika baru-baru ini tingginya mencapai 83,16 dolar," tampaknya telah menjalankan jalurnya.
"Ini adalah akibat langsung dari meningkatnya skeptisisme tentang kekuatan dan kesinambungan pemulihan, dikaitkan dengan kebijakan tingkat bunga yang berbeda, dan krisis utang negara berkembang," katanya.
Fitzpatrick memperkirakan harga akan terus rendah.
Analis lain mengatakan kenaikan harga Selasa terganjal oleh dolar yang menguat, yang naik terhadap euro sebelum KTT Uni Eropa tentang krisis utang Yunani minggu ini.
"Pasar energi ditekan oleh dolar AS yang lebih kuat (terhadap euro) karena ketidakpastian ekonomi menjelang KTT Uni Eropa akhir pekan ini mengenai potensi paket bantuan keuangan untuk krisis utang Yunani," kata analis Sucden Financial Research Myrto Sokou.
Karena minyak diperdagangkan dalam dolar, mata uang AS yang lebih kuat membuat komoditas lebih mahal bagi pemegang unit yang lebih lemah dan cenderung mengurangi permintaan, dan mendorong penurunan harga.
Pasar telah mengalami roller-coaster (turun-naik) awal pekan ini.
Kontrak AS turun di bawah 80 dolar pada Senin karena dolar pulih. Tetapi harga minyak pulih kembali karena mata uang AS kemudian kehilangan kekuatan meskipun ketidakpastian atas hasil dari krisis keuangan publik di Yunani meluas yang telah mengguncang keyakinan di Eropa.
"Pasar (minyak) masih didukung baik, meskipun volatilitasnya meningkat," analis VTB Captal Andrey Kryuchenkov mengatakan pada Selasa.
Menteri OPEC pada Senin memperingatkan terhadap spekulasi keuangan di pasar minyak, dipicu oleh ketidakpastian pemulihan ekonomi global dan booming tiba-tiba permintaan di negara-negara berkembang.
Harga minyak jatuh dari rekor tertinggi hampir 150 dolar per barel pada Juli 2008 menjadi di bawah 40 dolar dalam waktu beberapa bulan dari awal krisis keuangan, sebelum memperoleh kembali beberapa kerugiannya menjadi di level saat ini.
Di tempat lain pada Selasa, Cairn Energy mengatakan operasi India memiliki potensi signifikan untuk memompa lebih banyak minyak daripada perkiraan sebelumnya.
Kelompok Inggris itu mengatakan ladang minyak di Rajasthan, India, telah mampu menghasilkan sampai 240.000 barel minyak per hari, naik dari perkiraan sebelumnya 175.000 barel per hari. (A026/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010