Makassar (ANTARA News) - Para kandidat ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mulai saling mengklaim dukungan yang telah mereka peroleh dari peserta Muktamar NU ke-32.
Ditemui usai pembukaan muktamar di Makassar, Selasa, KH Said Aqil Siradj mengklaim telah mendapat dukungan sebanyak 185 suara dari pengurus wilayah dan pengurus cabang NU.
Said optimistis jumlah dukungan untuknya akan bertambah karena ia sudah cukup dikenal di kalangan NU, apalagi ia pernah juga mencalonkan diri saat muktamar di Lirboyo sepuluh tahun lalu.
"Kita boleh saja yakin, tapi semuanya kita serahkan kepada Allah SWT," katanya.
Selain itu, Slamet Effendi Yusuf, mantan ketua umum GP Ansor, mengklaim telah mengantongi dukungan siginifikan, terutama dari Kawasan Timur Indonesia.
"Khusus Kawasan Timur Indonesia dukungan untuk saya paling dominan, bisa mencapai 80 persen. Memang dukungan untuk saya mayoritas dari luar Jawa," katanya.
Calon lainnya, Ahmad Bagja, meski tidak menyebut jumlah dukungan yang telah diperolehnya, juga optimistis karena mendapat dukungan dan doa dari para ulama.
Dibanding kandidat yang lain, mantan wakil ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA) itu terkesan tidak terlalu aktif mengkampanyekan dirinya.
"Yang dipilih NU kan orang yang ikhlas, yang memang dianggap pantas. Kita serahkan saja kepada muktamirin," katanya.
Masdar F Mas`udi mengaku optimistis karena di muktamar sebelumnya di Solo ia lolos ke babak final, meski yang terpilih akhirnya KH Hasyim Muzadi.
"Bertolak dari perolehan tahun 2004, saya optimistis saja, meskipun saya tidak perlu ramai-ramai, tidak perlu glamour," kata Masdar yang dalam muktamar sebelumnya mendapat 104 suara.
Optimisme juga ditunjukkan KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), meski menyatakan tidak tahu pasti jumlah PWNU dan PCNU yang telah mendukungnya.
"Saya tidak tahu berapa yang sudah mendukung saya sampai saat ini. Tapi saya optimistis bisa menang," katanya. (S024/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010