"Kaji informasi yang masuk, jangan hanya lihat data penambahan kasus hari ini, berapa kematian yang ada hari ini. Tapi lihat juga, agar kita lebih meningkatkan emosi positif, lihat siapa yang sembuh hari ini dan berapa banyak," kata Edward dalam diskusi Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin.
Dengan terlalu melihat penambahan kasus positif hari per hari, kata dia, terkadang orang lupa bahwa angka pasien yang berhasil sembuh dari penyakit itu melebihi pasien baru. Bahkan, angka pasien sembuh pernah hampir mendekati 5.000 orang dalam satu hari.
Pengkajian informasi, kata akademisi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu, adalah untuk memasukkan hal-hal positif untuk mendukung peningkatan imunitas.
Selain itu, menurut dia, perlu juga dilakukan kelola emosi, yaitu memikirkan yang memang perlu dipikirkan untuk hari ini dan melakukan relaksasi serta menenangkan diri. Hal itu bisa dilakukan dengan cara berkomunikasi dengan orang-orang positif.
Tidak hanya itu, katanya, pasien yang dalam proses kesembuhan melawan COVID-19 juga bisa melakukan K terakhir, yaitu kembangkan sumber daya dengan memanfaatkan sumber daya sekitar untuk memberikan energi positif kepada diri sendiri.
Edward memberi contoh, seperti mendoakan orang lain yang dapat membantu diri sendiri serta pasien lain atau menghubungi keluarga yang dapat membantu ketenangan diri.
Menurut dia, tanpa disadari sebenarnya banyak sekali sumber daya di sekeliling yang dapat membantu memberikan energi positif kepada pasien.
"Sebenarnya kita tidak menyadari sumber daya di sekeliling. Kita fokus pada rasa bersalah, penyesalan, kita harus mulai melihat sumber daya," ujarnya.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020