Gedung edutorium berlantai dua dengan luas 5.600 m2 tersebut bisa menampung 10.000 orang.

Solo (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) segera menyelesaikan pembangunan gedung edutorium senilai Rp284 miliar menyusul sejumlah agenda besar yang akan dilaksanakan di lokasi tersebut.

"Saat ini progres sudah 93 persen, kami berharap di akhir bulan ini sudah diserahterimakan karena ada beberapa agenda yang sudah menunggu," kata arsitektur edutorium sekaligus Dosen Arsitek UMS Muhammad Siyam Priyono Nugroho di Solo, Senin.

Ia mengatakan beberapa agenda besar tersebut di antaranya upacara hari jadi UMS 24 Oktober dan Milad ke-108 Muhammadiyah pada 18 November.

Menurut dia, gedung edutorium berlantai dua dengan luas 5.600 m2 tersebut bisa menampung 10.000 orang.

"Tetapi itu jika tanpa penerapan jaga jarak, tetapi kan nanti kalau untuk acara (selama masih pandemi COVID-19) pasti akan ada banyak penyesuaian. Termasuk akan ada penambahan fasilitas sesuai protokol kesehatan," katanya.

Sebetulnya, kata dia, target awal pembangunan gedung bisa selesai sebelum Juni 2020 agar bisa segera digunakan untuk pelaksanaan Muktamar ke-48 Muhammadiyah pada pertengahan tahun tersebut.

"Tetapi untuk muktamar akhirnya diundur menjadi tahun 2022, kalau memang kondisi sudah lebih baik maka akan dilaksanakan pada tahun 2021," katanya.

Ia menjelaskan bahwa gedung tersebut bersifat multifungsi karena bisa digunakan untuk beberapa pelaksanaan acara yang berbeda yaitu pertemuan, perayaan, pameran, ruang seni, dan gedung olahraga.

"Lima fungsi ini bisa dilakukan di sini, bahkan kalau melihat kapasitasnya maka edutorium ini menjadi salah satu gedung pertemuan terbesar di Indonesia," katanya.

Rektor UMS Sofyan Anif mengatakan saat ini sudah masuk beberapa usulan nama untuk gedung tersebut. Meski demikian, untuk pengumuman nama edutorium akan dilakukan bersamaan dengan peresmian.

"Kemungkinan peresmian akan kami lakukan pada pertengahan bulan November. Sementara ini, nanti jika ada acara untuk kapasitasnya kan maksimal 50 persen, tetapi kami kemungkinan kurang dari itu untuk memastikan protokol kesehatan diterapkan dengan baik," katanya.

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2020