Semarang (ANTARA) - Pelajar SMA Negeri 3 dan SMAN 5 Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin, mendeklarasikan gerakan cinta damai dan menolak berbagai bentuk unjuk rasa yang disertai aksi anarkis.
Ketua OSIS SMAN 3 Semarang Latifatul Chairiyah mengatakan kegiatan tersebut merupakan inisiatif yang digagas pengurus OSIS dan MPK SMAN 3 Semarang dengan tujuan menunjukkan bahwa kalangan pelajar berkewajiban menuntut ilmu serta tidak diperbolehkan mengikuti unjuk rasa.
"Kami pelajar yang sadar akan hal tersebut (pelajar ikut berunjuk rasa) salah, mencanangkan membuat suatu gebrakan untuk mengenalkan siswa-siswi SMAN 3 Semarang itu bisa menyampaikan pendapat dan aspirasinya dengan cara yang lebih demokratis, benar, dan tidak anarkis seperti yang marak seperti saat ini," katanya.
Baca juga: Polisi temukan pelajar SD ikut aksi demo tolak UU Cipta Kerja
Ia mengharapkan kalangan pelajar harus lebih bijak lagi dalam memilih cara untuk menyampaikan pendapat, apalagi sebagai pelajar SMA yang masih di bawah lindungan dan naungan dari Komisi Perlindungan Anak, hendaknya lebih berhati-hati.
"Demo saat ini belum menjadi kewajiban dari siswa-siswi SMA. Kita masih memiliki banyak tempat untuk menyalurkan aspirasi seperti melalui esai atau blog. Demo itu sendiri juga selain kita tidak boleh juga berbahaya bagi siswa-siswi SMA," ujarnya.
Aksi serupa juga digelar oleh pelajar di SMAN 5 Semarang yang bertujuan untuk menghindari aksi atau demo yang anarkis. Ketua OSIS SMAN 5 Semarang Muhammad Raffly Adrian menyebut sebagai pelajar boleh kritis tetapi tidak anarkis.
"Hari ini kami mengadakan bakti sosial untuk warga yang kurang mampu, di sini kami berniat baik karena kami juga menghindari demo yang anarkis. Kami juga peduli sesama warga SMALA," katanya.
Baca juga: Polri sebut 806 pelajar ikut demo 13 Oktober
Kepala Sekolah SMAN 3 Semarang Winarto mendukung aksi yang diinisiasi oleh anak didiknya tersebut karena selain mengantisipasi pelajar terlibat demonstrasi juga untuk melatih kepedulian kepada orang-orang yang terdampak COVID-19.
Kepala Sekolah SMAN 5 Semarang, Siswanto, menambahkan aksi dari para pelajar itu sangat luar biasa sebab selain bakti sosial, mereka juga mendeklarasikan diri sebagai pelajar yang memang tidak suka terlibat dengan demo yang anarkis.
"Mereka meminta izin ke sekolah untuk melakukan aksi bakti sosial dan mereka buktikan. Semoga mereka menginspirasi pelajar lain untuk tidak terlibat tindakan atau kegiatan yang tidak bermanfaat," ujarnya.
Baca juga: Ada indikasi pelajar dimanfaatkan untuk ikut demo
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020