Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kerinci, Basyarin, di Jambi, Selasa, mengatakan: "Empat sungai itu berhulu di puncak bukit dan kaki Gunung Kerinci yang sudah ratusan tahun membawa bahan material batu gunung dan pasir, menyebabkan sungai itu menjadi dangkal."
Selain dangkal, sungai itu juga banyak tikungan, sehingga bila musim hujan air akan meluap mengenangi permukiman warga dan areal persawahan.
Tiga sungai besar itu, di antaranya sungai Batang Merao, Batang Bungkal dan Bantang Sangkir bertemu atau satu muara di bibir Danau Kerinci, Kecamatan Hiang menyebabkan daerah muara juga mengalami pendangkalan.
Setiap musim hujan, daerah sekitar pertemuan tiga sungai itu, seperti Desa Hiang dan Hamparan Rawang selalu banjir dan ratusan hektare sawah akan terendam banjir.
Normalisasi yang harus dilakukan, selain pengerukan dari hulu hingga muara juga perlu pemangkasan tikungan atau belokan sungai, supaya air dapat mengalir dengan lancar dan daya tampung sungai terhadap air hujan bisa lebih besar.
Ia menyebutkan, sudah dapat dipastikan tiap tahun atau musim hujan, ke empat sungai besar itu, terutama di muara tiga sungai yang bersatu itu petani yang bermukim di sekiatarnya akan menderita kerugian.
BKBD Kerinci terus berupaya menggalang dana untuk program normalisasi ke empat sungai tersebut dengan menghimpun dana, baik lewat APBD kabupaten, provinsi maupun bantuan pusat.
"Normalisasi sungai itu juga untuk menjaga keutuhan saluran irigasi yang sudah dibangun, supaya tidak hancur dan rusak diterjang air yang meluap dari sungai yang kini mengalami pendangkalan tersebut," kata Basyarin.
(T.M037/E003/P003)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010