Islamabad (ANTARA News/AFP) - Polisi Pakistan Senin mengatakan, mereka telah menangkap dua pria yang adalah dalang di belakang serangan bom di kantor PBB yang menewaskan lima orang di ibukota Islamabad, Oktober.
Menurut penjabat kepala polisi Islamabad Ban Yakin Khan, kedua orang itu anggota Tehreek e Taliban Pakistan (TTP) dan telah merencanakan serangan lagi, termasuk serangan teehadap sebuah klab Barat di Islamabad dan hotel yang digunakan oleh orang-orang asing.
"Kami telah menangkap dua pelatih senior dari sebuah hotel di Islamabad. Mereka dalah dalangm mereka melatih pembom bunuh diri untuk melakukan serangan di Islamabad," jelas Khan pada AFP.
"Mereka telah mengirim dua pembom bunuh diri yang mengenai sasaran mereka, gedung Program Pangan Dunia PBB dan markas besar angkatan laut."
"Mereka di belakang serangan bunuh diri di kantor PBB," seorang pejabat keamanan memastikan pada AFP, tanpa menyebut nama. Menurut dia, penangkapan itu dilakukan beberapa hari lalu.
Dalam serangan pada 5 Oktober itu, seorang pembom bunuh diri memakai seragam militer menyerang kantor PBB yang dijaga sangat ketat, menewaskan empat warga Pakistan dan seorang warga Irak yang bekerja pada badan pangan itu.
Pada 2 Desember, seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di luar kompleks angkatan laut di ibukota Pakistan. Seorang polisi angkatan laut tewas seketika dan seorang pejabat keamanan yang terluka, meninggal pada hari berikutnya.
Kepala polisi itu tidak menguraikan mengenai perincian penangkapan tersebut.
"Mereka mengakui bahwa mereka telah berusaha untuk menyerang sebuah klab Barat, hotel Serena, layanan pertolongan Rescue 15, akademi puteri di Islamabad dan markas besar telkom," ujar Khan.
Sebelumnya, polisi menghadirkan salah seorang dari dalang itu, yang bertopeng, pada konferensi pers.
"Ada pembelot dari pasukan paramiliter. Kami juga telah melakukan beberaoa penangkapan lagi." ujar Khan.
Kepala polisi itu mengatakan kedua pria tersebut berasal dari distrik suku Orakzai di perbatasan Afghanistan.
Keamanan telah memburuk dalam tiga tahun terakhir di Pakistan, tempat serangan gerilyawan telah menewaskan lebih dari 3.000 orang sejak Juli 2997. Washington menempatkan negara itu di garis depan perangnya terhadap Al Qaida.
Pakistan telah mendapat tekanan AS untuk berbuat lebih banyak guna mengusir jaringan gerilya yang memperoleh tempat perlindungan di bagian baratlaut negara itu untuk merencanakan serangan terhadap tentara Barat yang berperang di Afghanistan.
(S008/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010