Bandarlampung (ANTARA News) - Puluhan mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa dan Pemuda untuk Demokrasi (Kampud), meminta aparat hukum menyelesaikan dugaan korupsi yang melibatkan Bupati Lampung Timur, Satono.
Aksi yang dilakukan, di Bandarlampung, Senin, dimulai di Tugu Adipura, dilengkapi spanduk, bendera, poster, juga replika keranda mayat sebagai simbol matinya penegakan hukum di daerah itu.
Selain itu, juga diisi dengan orasi, dan dalam pernyataan sikapnya mereka mendesak Polda dan Kejaksaan Tinggi menuntaskan kasus penempatan dana APBD Lampung Timur ke Bank Tripanca, dengan indikasi kerugian negara Rp100 miliar lebih.
"Mengapa kasus Satono ini belum kunjung dilimpahkan kepada Kejati," kata peserta aksi, Slamet Riyadi saat menyampaikan orasinya.
Jika terus begini, lanjutnya, kepercayaan masyarakat terhadap upaya penegakan hukum oleh Polda dan Kejati dapat luntur.
Selain itu, massa juga meminta kepada Kapolda Lampung Brigjen Edmon Ilyas beserta jajarannya untuk tetap menjunjung tinggi independensi terhadap penanganan kasus Satono agar tersangka dapat segera diadili tanpa intervensi dari pihak manapun serta terhindar dari praktik mafia kasus (Markus) yang merugikan masyarakat Lampung.
"Kami juga menuntut untuk lebih memaknai izin Presiden tentang pemeriksaan terhadap Satono untuk menuntaskan kasus tersebut serta melakukan ekspose kepada masyarakat secara terbuka," ujarnya.
Setelah berorasi di Tugu Adipura, massa juga melakukan hal serupa di Polda Lampung dan menggelar aksi teaterikal dengan memotong seekor ayam sebagai ungkapan kekecewaan.
Dirreskrim Polda Lampung Kombes Pol Darmawan Sutawijaya menjelaskan, pihaknya tidak pernah melakukan perbuatan seperti yang ditudingkan oleh para peserta aksi.
"Selama ini kami tetap berkoordinasi dengan kejaksaan tinggi untuk menuntaskan kasus tersebut, dan dilakukan sesuai prosedur, dan dalam waktu dekat segera dilimpahkan ke kejaksaan," terang dia. (T013/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010