Brussel (ANTARA News/AFP) - Angkatan laut Eropa yang berpatroli diperairan lepas pantai Somalia menyelamatkan awak kapal Iran yangditinggalkan perompak Somalia tanpa makanan, air minum atau bahanbakar, kata beberapa pejabat militer, Senin.
Tigabelas orangawak kapal diikat selama dua hari, dirampok dan dibiarkan mengapungtanpa harapan di laut dengan perlengkapan radio dan telefon genggamtidak berfungsi, sebelum mereka ditemukan oleh kapal perang Spanyol,kata misi angkatan laut Uni Eropa.
Mereka terlihat pada Sabtu di lokasi sekitar 60 mil laut dari tempatmereka mengirim panggilan darurat, kata misi itu dalam sebuahpernyataan, dengan menambahkan bahwa "awak kapal itu sudah meminum airlaut".
Ke-13 orang awak kapal nelayan itu dikabarkan berada dalam kondisi sehat setelah mengalami penderitaan tersebut.
Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawanpembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.
Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang pada tahun itu, ataunaik lebih dari 200 persen dari serangan tahun 2007, menurut BiroMaritim Internasional.
Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalurpelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uangtebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India danTeluk Aden.
Perompakan meningkat di lepas pantai Somalia dalam beberapa tahun ini meski angkatan laut asing digelar di kawasan itu.
Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yangmenghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknyahanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan merekasemakin jauh ke Lautan India.
Perompak dari negara Tanduk Afrika yang gagal itu saat ini menahanbelasan kapal dan lebih dari 200 orang awak kapal, termasuk pasanganInggris yang kapal pesiarnya dibajak di lepas pantai Seychelles.
Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayahperairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perangyang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut MenteriPerikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur.
Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapipemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yangmembajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasankapal-kapal itu dan awak mereka.
Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis,menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejakpanglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed SiadBarre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikanjuga melanda negara tersebut.
Pemerintah transisi hanya menguasai sejumlah kecil wilayah diMogadishu, ibukota Somalia, dan sisanya dikuasai Al-Shabaab yangdiilhami Al-Qaeda dan kelompok lebih politis Hezb al-Islam.
Washington menyebut Al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yangmemiliki hubungan dekat dengan jaringan al-Qaeda pimpinan Osama binLaden.
Gerilyawan muslim garis keras, yang meluncurkan ofensif sejak 7 Meiuntuk menggulingkan pemerintah sementara dukungan PBB yang dipimpinoleh tokoh moderat Sharif Ahmed, meningkatkan serangan-serangan mereka.
Tiga pejabat penting tewas dalam beberapa hari sejak itu, yang mencakupseorang anggota parlemen, seorang komandan kepolisian Mogadishu danseorang menteri yang terbunuh dalam serangan bom bunuh diri. (M014/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010