Hanoi (ANTARA News) - Pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara bisa melambat hampir tujuh persen pertahun pada abad ini, kecuali ada tindakan yang diambil untuk memerangi perubahan iklim.
Hal itu dikatakan oleh seorang pejabat senior International Monetary Fund (IMF) Minggu.
"Bila tidak ada yang dilakukan, Asia Tenggara bisa kehilangan nilai setara dengan 6.75 persen GDP setiap tahunnya pada akhir abad ini. Itu lebih dari dua kali lipat rata-rata perkiraan sedunia," kata John Lipsky, wakil utama direktur IMF, dalam suatu konferensi di Hanoi seperti dikutip dari AFP.
Dia mengatakan perubahan iklim salah satu risiko jangka panjang yang dihadapi negara berkembang. Asia Tengara rentan karena memiliki garis pantai yang panjang dan tergantung pada pertanian, sumber daya alam, dan kehutanan.
"Dampak dari perubahan iklim yang baru mulai sudah mencolok: memperburuk kekurangan air, mengancam ketahanan pangan dan meningkatkan resiko kesehatan," kata Lipsky.
Dia berbicara dalam pertemuan internasional yang dihadiri oleh para pemimpin, diplomat, analis dan lembaga swadaya masyarakat. Mereka membahas tentang pertumbuhan paska krisis dan mengurangi kemiskinan di negara-negara berkembang Asia.
Pada bulan Januari, direktur utama IMF Dominique Strauss-Kahn mengatakan, IMF berencana mengeluarkan dana 100 milyar dolar untuk membantu negara-negara mengurangi dampak perubahan iklim.
IMF berupaya mengurangi kemiskinan, menjaga kerjasama moneter dunia dan mengamankan stabilitas keuangan. (ENY/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010