Cirebon, (ANTARA News) - Malam pengumpulan dana yang digelar Prakarsa Persaudaraan Indonesia untuk Palestina (PPIP) di Hotel Arya Duta Jakarta, Sabtu (17/1) malam kemarin berhasil mengumpulkan dana Rp2,1 miliar lebih.

Hal itu dikatakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr H Dien Syamsudin saat memberikan sambutan pada Milad Muhammadiyah ke-99 tingkat Kabupaten Cirebon di Pendopo Kabupaten Cirebon, Minggu siang.

"Tadi malam merupakan malam amal bagi Palestina yang juga dihadiri Wapres Yusuf Kalla dan alhamdulillah terkumpul Rp2,1 miliar lebih atau hampir Rp2,2 miliar yang insya Allah akan segera dibelanjakan untuk kebutuhan penduduk Gaza yang telah digempur Israel selama 22 hari," katanya.

Ia menjelaskan, PPIP merupakan wadah lintas agama, partai politik, dan etnis yang masih peduli dengan nasib rakyat Palestina yang selama ini menjadi target kekejaman Israel.

"Puluhan artis di Indonesia berperan dalam malam amal itu, bahkan acaranya sampai berlangsung tiga jam lebih. Ini membuktikan bahwa rasa persaudaraan Indonesia-Palestina masih kuat," katanya.

Usai acara, Dien menjelaskan, bahwa sudah menjadi komitmen sebelumnya walaupun acara itu bertajuk amal dana bagi Palestina tetapi 15 persen hasil pengumpulan amal itu akan digunakan untuk membantu saudara-saudara kita di Indonesia yang juga terkena bencana.

"Masih ada saudara kita yang memerlukan bantuan akibat musibah banjir, tanah longsor dan gempa," katanya.

Ia juga meminta kepada KBRI di Kairo, Amman, dan Damaskus untuk membantuk penyaluran bantuan kemanusiaan itu.

Menyinggung agresi Israel ke jalur Gaza, Dien menjelaskan, seperti dianalisa berbagai pengamat dunia, serangan itu mempunyai motif politik karenanya semua pengamat meyakini serangan itu akan berakhir menjelang pelantikan Presiden Amerika Serikat 20 Januari 2009 dan sebagai penguatan dukungan daalam negeri Israel yang akan melaksanakan Pemilu, 10 Februari mendatang.

"Ada motif politik dibalik agresi itu, namun dunia harus mengutuk semua kebiadaban yang telah dipertontonkan zionis Isreal, dan dunia bertanggungjawab agar tidak boleh lagi ada kekerasan militer apapun motifnya," katanya.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009