Pelaku pasar menunggu kabar apakah Bank Indonesia (BI) akan menyesuaikan tingkat suku bunganya.
Analis Valas PT Valbury Asia Securities, Krisna Dwi Setiawan di Jakarta, mengatakan, BI kemungkinan akan menyesuaikan tingkat suku bunga acuannya menyusul kenaikan suku bunga bank sentral negara-negara Asia.
Sejumlah bank sentral seperti di China telah menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM). Bank sentral AS juga telah menaikkan suku bunga diskonto menjadi 0,75 persen, katanya.
Menurut dia, pasar cenderung menunggu kelanjutan aksi BI apakah akan segera menyesuaikan meski waktunya tidak bersamaan.
Kemungkinan BI akan melihat lebih dahulu laju inflasi Maret 2010, ujarnya.
Apabila BI, lanjut dia, menyesuaikan suku bunga acuannya minimal 25 basis poin, maka rupiah akan terus menguat hingga menembus angka Rp9.000 per dolar.
Ia mengatakan, nilai rupiah yang tinggi kemungkinan kurang disukai terutama bagi eksportir karena produk jual di pasar ekspor kurang kompetitif.
Hot money asing, menurut dia, sampai saat ini sudah mencapai Rp4 triliun. Apabila tingkat suku bunga itu naik diperkirakan nilai itu akan terus meningkat.
Dana asing yang masuk memberikan nilai positif terhadap pasar uang khususnya rupiah dan pasar saham sehingga indeks menguat yang diperkirakan akan mencapai 3.000 poin, katanya.
(CS/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010