Yerusalem (ANTARA News/AFP) - Pasukan Israel menembak mati dua orang Palestina di sebuah pos pemeriksaan militer di dekat kota Nablus, Tepi Barat bagian utara, Minggu, setelah mereka berusaha menikam seorang prajurit, kata jurubicara militer.
Dengan kematian kedua orang itu, jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat pada akhir pekan menjadi empat orang -- korban-korban tewas pertama Palestina sejak bentrokan dengan pasukan keamanan meletus pada awal Maret.
"Dua orang Palestina dibunuh setelah berusaha menikam seorang prajurit yang berpatroli di dekat Awarta, sebelah tenggara Nablus. Prajurit-prajurit lain melepaskan tembakan ke arah penyerang, yang menewaskan mereka," kata jurubicara itu kepada AFP.
Belum ada konfirmasi segera dari pihak Palestina mengenai hal itu.
Media Israel mengatakan, kedua orang Palesitna itu tampaknya berusaha menyamar sebagai petani dan menikam prajurit dengan garpu rumput.
Awarta adalah sebuah pos pemeriksaan militer yang mengawasi barang yang memasuki Nablus.
Petugas medis di rumah sakit Nablus mengumumkan pada Minggu pagi bahwa seorang Palestina yang ditembak pasukan Israel selama bentrokan di Tepi Barat pada Sabtu tewas akibat luka-lukanya.
Osayed Qadus (20) terluka parah setelah tertembak di Burin, sebelah selatan Nablus, ketika pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah sekelompok pemrotes, menurut petugas medis dan pejabat keamanan Palestina.
Seorang lagi Palestina, Mohammed Qadus (17) tewas terkena tembakan pasukan Israel selama bentrokan yang sama, kata mereka.
Sementara itu, Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon mengecam blokade Israel atas Jalur Gaza dengan mengatakan, penutupan itu menimbulkan "penderitaan yang tidak bisa diterima".
"Saya telah berulang kali menegaskan kepada para pemimpin Israel bahwa kebijakan penutupan itu tidak bisa dibenarkan dan itu salah. Langka itu menyebabkan penderitaan yang tidak bisa diterima," kata Ban kepada wartawan selama kunjungannya ke jalur pesisir miskin tersebut, Minggu.
Israel menarik diri dari wilayah pesisir Jalur Gaza pada 2005 namun tetap memblokadenya.
Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.
Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.
Pasukan Israel juga berulang kali membom daerah perbatasan Gaza dengan Mesir sejak mereka memulai ofensif pada 27 Desember 2008 dalam upaya menghancurkan terowongan-terowongan penyelundup yang menghubungkan wilayah miskin Palestina itu dengan Mesir.
Angkatan Udara Israel membom lebih dari 40 terowongan yang menghubungkan wilayah Jalur Gaza yang diblokade dengan gurun Sinai di Mesir pada saat ofensif itu dimulai.
Terowongan-terowongan yang melintasi perbatasan itu digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke wilayah Jalur Gaza yang terputus dari dunia luar karena blokade Israel sejak Hamas menguasainya pada 2007.
Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tigabelas warga Israel tewas selama perang itu.
Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.
Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.
(Uu.M014)
(Uu.SYS/C/M014/C/M014) 22-03-2010 00:25:21
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Senjata sudah pasti lawannya senjata jika PBB mandul.