Madrid (ANTARA News/AFP) - Kelompok separatis bersenjata Basque ETAhari Minggu menyatakan siap melangkah maju di jalur perubahan politik,namun tidak menyebutkan kesediaan meninggalkan kekerasan seperti yangdituntut oleh pemerintah Spanyol.

"ETA... siap mengambillangkah-langkah penting di jalur perubahan politik," kata kelompok itudalam pernyataan yang diterbitkan di harian Gara yang diterjemahkandari bahasa Basque ke dalam bahasa Spanyol.

Pada Februari, sejumlah separatis terkenal yang dekat dengan partaiterlarang Batasuna meminta masalah Basque diselesaikan dengan carademokratis dan tanpa kekerasan, namun mereka tidak secara tegasmengecam ETA.

Mantan jurubicara Batasuna, sayap politik ETA, Arnaldo Otegi,mengatakan sebelumnya bulan ini, kelompok itu harus segera meninggalkankekerasan atau dikalahkan. Namun, pernyataan Minggu itu tidakmenyebutkan secara jelas masalah peletakan senjata,

ETA mengungkapkan "kesiapannya mengatasi konflik" namun jugamengukuhkan lagi "keterkaitannya dengan negara Basque" dan tekadnyauntuk "berjuang gigih bagi negara Basque".

"Kami tidak akan berhenti sebelum mencapai kemerdekaan," kata pernyataan itu.

ETA, yang dianggap sebagai organisasi teroris baik oleh Uni Eropamaupun AS, ingin mendirikan sebuah negara Basque yang wilayahnyamencakup Spanyol utara dan Prancis baratdaya.

Kelompok separatis itu hari Rabu (17/3) dituduh membunuh seorang polisidalam tembak-menembak di dekat Paris, serangan mematikan pertama olehkelompok bersenjata itu terhadap seorang aparat Prancis dalam operasigerilya mereka yang telah berlangsung lebih dari 40 tahun. ETA belummengklaim tanggung jawab atas pembunuhan itu.

Perdana Menteri Francois Fillon mengumumkan bahwa polisi itu telahmenjadi korban "pembunuhan berdarah dingin oleh sebuah kelompokteroris", dan ia berjanji memburu orang-orang yang bertanggung jawabatas serangan tersebut.

Spanyol dan Prancis bekerja erat untuk menumpas ETA, yang bertanggungjawab atas kematian ratusan orang dalam perang gerilya 41 tahun merekauntuk mendirikan negara merdeka Basque di wilayah-wilayah Spanyol utaradan Perancis baratdaya.

ETA, yang beberapa waktu lalu memperingati setengah abad kelahiranmereka, dibentuk pada 31 Juli 1959 oleh sebuah kelompok nasionalismahasiswa sayap kiri yang menentang kediktatoran sayap kanan JendralFrancisco Franco, yang menindas bahas Basque.

Pasukan keamanan memperkirakan bahwa kelompok separatis itu, yangmelemah akibat penangkapan para pemimpin tinggi mereka dan telah lamarelatif tidak aktif, berusaha melakukan unjuk kekuatan untukmembuktikan bahwa mereka masih bisa melancarkan serangan terhadappemerintah Spanyol dan menjaga semangat para pendukungnya.

Meski sebagian besar penduduk Basque tampaknya mendukung kemerdekaanbagi wilayah pegunungan itu, yang sudah memiliki otonomi besar,dukungan bagi kekerasan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini.

Serangan fatal yang dituduhkan pada ETA terjadi pada Juni 2009, ketikasebuah bom mobil menewaskan seorang polisi anti-teroris di kota Bilbao,Basque.

ETA dituduh bertanggung jawab atas kematian lebih dari 800 orang dalamoperasi kekerasan mereka selama puluhan tahun untuk kemerdekaan Basque.

Para analis mengatakan, ETA kehilangan dukungan bagi perjuangan merekamelalui kekerasan, namun pengumpulan pendapat umum menunjukkanmayoritas penduduk Basque mungkin masih menginginkan kemerdekaanwilayah itu dari Spanyol.

Pada April, polisi menangkap tersangka komandan utama ETA JurdanMartitegi, sehingga jumlah komandan mereka yang ditangkap menjadi empatorang dalam waktu kurang dari setahun.

Pemerintah Sosialis Perdana Menteri Jose Luis Rodriguez Zapateromenghentikan perundingan perdamaian dengan ETA setelah pemberontaktersebut membunuh dua orang dalam serangan bom mobil di bandara Madridpada Desember 2006. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010