Kendati demikian, kepala negara Yaman itu mengakui bahwa di sana terdapat kerja sama keamanan Yaman-AS untuk memberantas terorisme dalam kerangka kemitraan internasional.
Dalam wawancara dengan jaringan televisi berita berbahasa Arab, Al-Arabiyah, Presiden Saleh mengemukakan bahwa kerja sama keamanan antara Yaman dan AS itu terbatas pada masalah pertukaran informasi dan pengiriman tenaga ahli AS untuk melatih pasukan anti-terorisme Yaman.
"Saat ini terdapat tidak lebih dari 50 tenaga ahli AS berada di Yaman untuk memberi kontribusi melatih pasukan anti-terorisme Yaman," kata Saleh.
Presiden Saleh menegaskan bahwa negara kesatuan Yaman tetap utuh dan tidak perlu dikhawatirkan kendati ada secuil separatis yang tidak belajar dari pengalaman masa lalu.
"Proyek nasional raksasa apapun dapat menghadapi kesulitan, namun menyangkut negara kesatuan Yaman tidak perlu dikhawatirkan," ujar Presiden Saleh.
Kita telah melawan gerilyawan separatis, kelompok Houthi dan gerakan pemberontakan lainnya, dan kita hendaknya bekerja sama karena kita memiliki proyek raksasa nasional, bandingkan dengan secuil separatis dan telah gagal mencapai tujuan mereka, kata Saleh.
Ia membuat jelas bahwa seruan untuk suatu dialog menyeluruh di Yaman juga ditujukan kepada warga yang memiliki patriotisme dan bukan dengan separatisme.
"Kami tidak akan pernah berdialog dengan separatis yang menghancurkan negara mereka, namun kami hanya berbicara dengan orang-orang yang mencintai negara mereka dan menginginkan pembangunan di Yaman," kata Saleh.
M043/H-AK
Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010