"Dalam etika diplomatik internasional, seorang kepala negara jika telah menunda dua kali rencana kunjungan resmi kenegaraan, dia tidak akan berani lagi menunda untuk ketiga kalinya," kata Teuku Rezasyah pada diskusi "Tertundanya Kunjungan Obama" di Jakarta, Sabtu.
Presiden Amerika Serikat, kata dia, akan malu kepada dunia internasional yang akan menilai Amerika Serikat tidak tepat janji. Oleh karena itu, Rezasyah optimistis Obama datang ke Indonesia Juni nanti.
"Itu berarti Indonesia memiliki waktu 99 hari untuk mempersiapkan diri lebih matang lagi dalam menghadapi kunjungan Barack Obama," kata kakak kandung diplomat Tengku Faizasyah ini.
Sebaliknya, staf pengajar jurusan Hubungan Internasional, Unpad, ini ragu Indonesia memiliki konsep yang jelas dan terintegrasi dalam kebijakan luar negerinya, apalagi instansi pemerintah berjalan sendiri-sendiri tanpa berkoordinasi kuat dan terarah.
"Kondisi ini sangat berbeda dengan Amerika Serikat yang selalu terkoordinir dan memiliki kebijakan luar negeri yang jelas," katanya.
Rezasyah mengkhawtirkan AS akan meremehkan Indonesia, jika Juni nanti Indonesia menghadapi AS tanpa konsep diplomasi yang jelas.
Dia berharap 99 hari ke depan Presiden Yudhoyono bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk mengkoordinasikan berbagai persoalan yang akan dibahas Indonesia dengan AS.
"Indonesia harus membuat desain integral yang jelas, apa yang diinginkan dan diharapkan Indonesia dari Amerika Serikat, apa yang diharamkan dan tidak boleh dilakukan pada Amerika Serikat," katanya.
Sebaliknya, Indonesia harus mengumpulkan informasi dan mendalaminya, apa saja yang diinginkan dan diharapkan Amerika Serikat pada Indonesia dan apa yang tidak dilakukan Amerika Serikat pada Indonesia, sambung Rezasyah.
"Jika Indonesia bisa melangkah gerak cepat, saya kira dalam waktu 99 hari bisa mempersiapkan diri," demikian Teuku Rezasyah.
Kunjungan Presiden AS Barack Obama yang sedianya 21-23 Maret ditunda menjadi 23-25 Maret, namun kemudian ditunda lagi menjadi Juni 2010. (*)
R024/F001/AR09
Pewarta: Ricka Oktaviandini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010