Sikap pemerintah Trump tersebut bisa memberikan sentimen positif untuk aset berisiko dan berpotensi mendorong pelemahan dolar

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan, berpeluang menguat seiring pembahasan terkait stimulus di Amerika Serikat yang diharapkan disepakati sebelum pemilihan presiden AS pada awal November.

Pada pukul 9.34 WIB, rupiah masih melemah 38 poin atau 0,26 persen menjadi Rp14.728 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.690 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat, mengatakan pemerintah AS di bawah Donald Trump semalam masih membuka kemungkinan stimulus akan dirilis sebelum pemilu.

Trump menaikkan penawarannya untuk mendekati penawaran dari Partai Demokrat dan pembicaraan masih berlangsung. Stimulus AS dinilai bisa membantu pemulihan ekonomi Negeri Paman Sam.

"Sikap pemerintah Trump tersebut bisa memberikan sentimen positif untuk aset berisiko dan berpotensi mendorong pelemahan dolar AS terhadap mata uang lainnya termasuk rupiah," ujar Ariston.

Dari dalam negeri, lanjutnya, demo yang terkendali serta surplus neraca perdagangan, juga bisa membantu penguatan rupiah hari ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI pada September 2020 mengalami surplus 2,44 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 14,01 dan impor 11,57 miliar dolar AS, sehingga Indonesia mengalami surplus untuk kelima kalinya tahun ini sejak Mei 2020.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.650 per dolar AS hingga Rp14.750 per dolar AS.

Pada Kamis (15/10), rupiah ditutup menguat 28 poin atau 0,19 persen menjadi Rp14.690 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.718 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah ditutup menguat, ditopang surplus neraca perdagangan September
Baca juga: Gubernur BI: Rupiah berpotensi menguat, ini indikatornya
Baca juga: Rupiah menguat meski dibayangi sentimen negatif

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020