Cancun (ANTARA News/AFP) - Bank Pembangunan Antar-Amerika (Inter-American Development Bank/IDB) mencari tambahan modal untuk meningkatkan pinjaman ke Amerika Latin dan Karibia sehubungan pertemuan tahunannya yang dibuka pada Jumat di Meksiko.

Pengumpulan para bankir utama, pejabat keuangan dan kelompok-kelompok kepentingan di resor pantai Cancun, yang berlangsung hingga Selasa, juga di bawah tekanan Amerika membatalkan utang Haiti.

Bank membutuhkan tambahan modal karena kapasitas pinjaman akan mulai jatuh secara signifikan tahun depan, kata Presiden IDB Luis Alberto Moreno pekan lalu.

Karena krisis keuangan global telah meningkatkan permintaan untuk pinjaman pembangunan, IDB tahun lalu menyetujui rekor pembiayaan sebesar 15,5 miliar dolar AS, naik 38 persen dari tahun sebelumnya.

Meskipun beberapa pemegang saham telah menyetujui peningkatan modal bank, jumlah yang masih perlu diputuskan.

Modal biasa IDB -- tidak semua tersedia untuk pinjaman -- adalah sekitar 100 miliar dolar.

Saran untuk peningkatan modal telah merentang dari lebih 50 miliar, menurut analis, hingga sebanyak 180 miliar dolar.

Washington mendukung "kuat" peningkatan modal bank, sumber departemen keuangan AS mengatakan Kamis.

Beberapa pemberi pinjaman juga berusaha untuk memodifikasi praktek IDB dan lembaga multilateral lain, agar dapat lebih baik menilai dampak mereka dan mengurangi korupsi.

IDB mengatakan dalam sebuah pernyataan Jumat bahwa pihaknya mengupayakan untuk meningkatkan kredit untuk pengurangan kemiskinan 40 hingga 50 persen pada 2015, dan pinjaman untuk meningkatkan upaya perubahan iklim dari lima sampai 25 persen.

Kemungkinan pembatalan utang Haiti, sejumlah 447 juta dolar, pasca bencana gempa bumi 12 Januari, juga di dalam agenda di Cancun.

Senat AS pekan lalu dengan suara bulat menyetujui sebuah resolusi yang menyerukan mengurangi beban utang Haiti untuk membantu rekonstruksi, yang bisa menghabiskan biaya hingga 14 miliar dolar, menurut IDB.

IDB terdiri dari 48 negara anggota -- 26 peminjam di Amerika Latin dan Karibia dan 22 negara bukuan peminjam, termasuk pemegang saham utama Amerika Serikat, China, Jepang dan 16 negara-negara Eropa. (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010