New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak menukik Jumat, karena penguatan mata uang AS mengurangi sentimen investor untuk minyak mentah yang dihargakan dalam dolar.

Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April, merosot 1,52 dolar menjadi 80,68 dolar per barel setelah sebentar terperosok di bawah batas psikologis 80 dolar.

Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei jatuh 1,60 dolar menjadi 79,88 dolar per barel.

Dolar melompat terhadap euro Jumat, karenainvestor mencari safe haven greenback pada ketidakpastian atas bantuan internasional untuk utang yang melanda Yunani.

Karena gejolak keuangan mencengkeram Yunani dan zona euro berjuang untuk membentuk posisi umum pada krisis yang menekan pasar dunia, Jerman mengatakan terbuka untuk bantuan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk negara terkena krisis.

"Pemerintah Jerman tidak mengesampingkan bantuan dari IMF jika Yunani meminta itu," kata juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel, Ulrich Wilhelm, menggambarkan penciptaan dana versi Eropa sebagai tujuan jangka panjang.

"Jerman (adalah) pada dasarnya mengatakan Yunani untuk mengambil `Tin Cup` wisata ke IMF ... euro dan pound tertekan untuk keuntungan dolar dan Anda memiliki alasan yang baik seperti apa pun untuk mengambil beberapa keuntungan pada akhir pekan yang aik," kata Mike Fitzpatrick, wakil presiden MF Global.

Tapi dia mengatakan bahwa keputusan kartel minyak OPEC untuk mempertahankan tingkat produksi tidak berubah dantanda-tanda tentatif perbaikan dalam data ekonomi AS akan tetap mendukung minyak.

Euro merosot serendah 1,3503 dolar Jumat, turun dari 1,3603 dolar di New York pada akhir Kamis.

Unit AS yang lebih kuat membuat minyak mentah dengan denominasi dolar lebih mahal untuk pembeli menggunakan mata uang lebih lemah dan cenderung mengurangi permintaan minyak dan harga.

Harga jatuh tajam minggu ini karena pedagang mengikuti perjalanan dolar dan keprihatinan utang Yunani serta mengabaikan keputusan dari 12 negara kartel minyak OPEC untuk menjaga tingkat produksinya sesuai yang diperkirakan secara luas.

OPEC mempertahankan batas atas produksinya tidak berubah pada 24,84 juta barel per hari di sebuah pertemuan di Wina, Rabu, menunjuk ketidakpastian dalam lingkungan ekonomi makro dan permintaan minyak global.

Kartel, yang memompakan 40 persen dari minyak dunia, mengatakan akan meninjau situasi ekonomi pada pertemuan berikutnya yang dijadwalkan pada 14 Oktober.

Juga pada Rabu, Departemen Energi AS mengatakan timbunan sulingan, termasuk bahan bakar diesel dan pemanas, jatuh lebih dari yang diharapkan, sebesar 1,5 juta barel, dalam pekan yang berakhir 12 Maret.

Persediaan bensin merosot 1,7 juta barel, melampaui proyeksi.

Selain itu, kekhawatiran bahwa Beijing akan mengambil langkah untuk mendinginkan booming perekonomian China juga menekan sentimen minggu ini karena China adalah negara konsumen minyak kedua terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. (A026/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010