Kairo (ANTARA News/AFP) - Para donor internasional akan bertemu di Kairo, Mesir, Ahad, untuk mengumpulkan dana bantuan rekonstruksi Darfur di Sudan Barat yang porak-poranda akibat perang tujuh tahun.
Konferensi sehari yang menargetkan pengumpulan dana dua miliar dolar AS itu diselenggarakan Organisasi Konferensi Islam (OKI).
Pertemuan Kairo itu akan dipimpin bersama organisasi beranggotakan 57 negara itu dengan Mesir dan Turki.
Sekitar 25 negara di luar OKI, 50 organisasi internasional serta sejumlah lembaga swadaya masyarakat juga diundang ke konferensi ini.
Dana yang terkumpul akan digunakan untuk membiayai proyek pembangunan sektor pertanian, pasokan air, kesehatan dan pendidikan, bekerjasama dengan Pemerintah Sudan.
"Konferensi ini ingin mengirim pesan yang jelas kepada masyarakat internasional bahwa pembangunan merupakan faktor penting dalam mencapai perdamaian dan stabilitas di Darfur," kata negara penyelenggara dalam sebuah pernyataan.
Bantuan untuk Darfur itu sejauh ini difokuskan pada upaya kemanusiaan dan pertolongan.
Tapi pihak penyelenggara juga berupaya menggali visi jangka lebih panjang untuk Darfur melalui proyek-proyek pembangunan dan pembangunan kembali.
Dana yang terkumpul dapat langsung dialirkan ke proyek atau dikeluarkan oleh OKI bekerja sama dengan Pemerintah Sudan.
OKI akan membentuk komite untuk mengawasi jalannya proyek-proyek itu.
Konferensi tingkat menteri itu berharap dapat "memberi semua gerakan Darfur insentif untuk masuk ke proses perdamaian" yang berlangusng di Doha, kata tuan rumah Mesir dalam pernyataannya.
Pembicaraan antara Pemerintah Sudan dan kelompok pemberontak Darfur Kamis menghasilkan penandatanganan perjanjian perdamaian kerangka kerja antara Khartoum dan sebuah kelompok pemberontak kecil, Gerakan Pembebasan dan Keadilan (LJM).
Bulan lalu, perjanjian perdamaian juga ditandatangani oleh Khartoum dan Gerakan Keadilan dan Persamaan (JEM).
Langkah itu dipuji masyarakat internasional sebagai langkah besar ke arah perdamaian di Darfur. Tapi pembicaraan tersebut tidak mulus.
Tokoh Tentara Pembebasan Sudan (SLA) Abdelwahid Nur sejauh ini menolak berunding dengan Khartoum dan awal Maret lalu terlibat pertempuran sengit dengan pasukan pemerintah di dataran tinggi Jebel Marra yang subur di Darfur.
Konferensi Kairo ini berlangsung tiga pekan sebelum Sudan menggelar Pemilu multi-partai pertamanya sejak 1986.
Mesir dan sejumlah negara OKI adalah sekutu kuat Presiden Sudan Omar al-Bashir yang diincar Pengadilan Kriminal Internasional karena dugaan keterlibatannya dalam kejahatan perang dan kemanusiaan.
OKI mengutuk surat perintah penangkapan terhadap Bashir itu. Menurut OKI, surat tersebut telah mengganggu upaya perdamaian di Darfur dan stabilitas di Sudan.
Melalui konferensi itu, Kairo juga bermaksud menunjukkan perannya di kawasan setelah peran penting Qatar dalam perundingan Pemerintah Sudan dan pemberontak Darfur.
Sejak pecah pemberontakan kelompok minoritas etnik di Darfur melawan pemerintah pusat yang didominasi Arab di Khartoum pada 2003, sedikitnya 300 ribu orang tewas.
PBB juga memperkirakan 2,7 juta orang lainnya menjadi tunawisma.
Khartoum menyebutkan jumlah korban tewas dalam konflik Darfur hanya mencapai 10.000 orang. (S008/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010