Situasi pandemi dari Maret hingga saat ini memang masih membuat kondisi belum normal

Palembang (ANTARA) - Nilai ekspor dari Provinsi Sumatera Selatan pada September 2020 mencapai 286,80 juta dolar AS atau turun 8,67 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Endang Triwahyuningsih dalam rilis pers secara virtual, di Palembang, Sumsel, Kamis, mengatakan jika dibandingkan periode sama tahun lalu (yoy), maka ekspor pada September 2020, masih mengalami peningkatan 3,13 persen.

"Situasi pandemi dari Maret hingga saat ini memang masih membuat kondisi belum normal," kata dia.

Ia mengatakan dalam tren tiga tahun terakhir, kinerja ekspor Sumsel selalu turun pada September.

Namun, patut dicermati, nilai ekspor dari April hingga September 2020 ini jauh lebih menurun dibandingkan periode sama 2018 dan 2019.

"Patut pula menjadi perhatian semua pihak mengenai kinerja positif dari sektor pertanian, yang mana terdata sangat bertahan di tengah pandemi ini," katanya.

Walau kontribusi ekspor pertanian masih kecil yakni 6,67 juta dolar AS dari total nilai ekspor 286,80 juta dolar AS, tapi pertumbuhannya signifikan pada September 2020 jika dibandingkan Agustus lalu yakni mencapai 79,53 persen.

Padahal jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu hanya tumbuh 15,93 persen.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan ekspor dari sektor industri yang tergerus 7,12 persen, begitu pula dengan sektor pertambangan turun 27,44 persen. Hanya ekspor migas yang masih positif yakni tumbuh 1,04 persen.

"Kita ada ekspor kelapa, lada hitam dan ikan hidup hasil budi daya. Sekali lagi, memang ada peluang sektor pertanian di Sumsel ini. Peluang luar biasa jika lebih difokuskan lagi,” kata dia.

Ekspor pada September 2020, sebagian besar ditujukan ke negara Tiongkok sebesar 116,05 juta dolar AS (40,46 persen), Malaysia sebesar 24,74 juta dolar AS (8,63 persen) dan Korea Selatan sebesar 22,56 juta dolar AS (7,87 persen).

Sedangkan lima komoditas utama ekspor dari Provinsi Sumatera Selatan pada September 2020 adalah bubur kayu/pulp senilai 103,63 juta dolar AS (36,13 persen), karet 97,07 juta dolar AS (33,85 persen), batubara 32,93 juta dolar AS (14,48 persen), kertas tisu 8,99 juta dolar AS (3,13 persen), dan dan pupuk urea 7,04 juta dolar AS (2,45 persen).

Ekspor Provinsi Sumatera Selatan periode Januari-September 2020 tercatat 2.577,02 juta dolar AS atau turun 15,35 persen dibanding periode sama 2019 yang 3.044,37 juta dolar AS.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada September 2020 sebesar 14,01 miliar dolar AS atau mengalami kenaikan 6,97 persen jika dibandingkan Agustus 2020.

Secara tahunan, nilai ekspor Indonesia pada September 2020 turun tipis 0,5 persen.

Baca juga: Ekspor batu bara Sumsel jajal pasar baru Korsel
Baca juga: BPS: Ekspor Sumatera Selatan mulai membaik
Baca juga: Ekspor Sumsel melonjak didongkrak tiga komoditas

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2020