Jerusalem (ANTARA News) - Para pejuang Palestina menembakkan sebuah roket dari Jalur Gaza ke Israel , Kamis, dan menewaskan seorang pekerja pertanian asal Thailand. Peristiwa itu terjadi saat kepala urusan luar negeri Uni Eropa mengunjungi wilayah yang dikuasai Hamas itu.
Diplomat penting Uni Eropa (EU) , Catherine shton dari Inggris memasuki Jalur Gaza dari Israel sekitar satu jam sebelum serangan itu. Roket tersebut adalah yang pertama yang menimbulkan korban jiwa sejak berakhirnya perang di Gaza yang dilancarkan Israel Januari 2009.
Satu kelompok Gaza yang tidak dikenal, Ansar al Sunna , mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Peristiwa tersebut terjadi sehari sebelum para penengah perdamaian Timur Tengah dari kelompok empat akan bertemu di Moskow untuk membicarakan usaha-usaha menghidupkan kembali perundingan Israel-Palestina.
Polisi Israel dan dinas ambulan Magen David Adom mengatakan roket itu menghantam daerah pertanian Netiv Ha`asara dan menewaskan seorang pekerja asal Thailand.
Para pejuang Palestina telah melancarkan serangan-serangan roket dan mortir ke Israel dari Jalur Gaza, umumnya tanpa menimbulkan korban.
Jumlah serangan seperti itu menurun secara drastis sejak perang Desember 2008-Januari 2009 yang Israel luncurkan di Jalur Gaza dengan mengumumkan tujuan itu untuk mengakhiri serangan-serangan semacam itu.
Israel menanggapi serangan-serangan itu sejak perang itu dengan melancarkan serangan-serangan udara terhadap para pejuang dan fasilitas-fasilitas yang memproduksi senjata di wilayah itu.
Hamas, yang menguasai Jalur Gaza tahun 2007 dengan memerangi pasukan yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas , mendesak kelompok-kelompok pejuang lainnya tidak melancarkan serangan ke Israel, menyatakan cemas akan serangan balasan.
Ansar al Sunna, satu nama yang digunakan oleh sekutu-sekutu Al Qaida di irak dan sama dengan nama-nama yang digunakan di jalur Gaza, mengidentifikasi kelompok itu adalah anggota-anggota faksi Salafist berhaluan keras di wilayah Palestina yang menantang Hamas.(ANT/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010