Malang (ANTARA News) - Pesawat Batavia Air Boeing 737-300 dengan nomor penerbangan 7P244 tujuan Malang - Jakarta, Kamis, gagal berangkat dari Bandara Abdurahman Saleh Malang, Jatim, karena salah satu "spare part" atau komponennya mengalami kerusakan.
Distrik Manajer Batavia Air Malang, Fungki Suprapto mengatakan, secara pasti dirinya belum mengetahui penyebab pesawat yang dipiloti Kapten Yales itu tidak jadi "take off". "Informasi yang kami terima, katanya ada spare part yang diganti," ujarnya.
Meski demikian, pihaknya akan segera mengganti "spare part" yang rusak tersebut. Sedangkan jika hingga hari ini pergantian "spare part" belum selesai dilakukan, maka akan diganti dengan pesawat lain.
Awalnya sempat muncul adanya dugaan bahwa penyebab batalnya keberangkatan Pesawat Batavia Air yang membawa 130 penumpang ini dikarenakan bannya pecah.
Namun pihak Batavia Air menolak jika pesawat jurusan Malang-Jakarta yang akan melakukan "take off" mengalami pecah ban.
Ia menjelaskan, hal ini murni karena adanya "spare part" yang harus diganti. Dikatakannya, dalam sehari jadwal penerbangan Batavia Air dari Bandara Abdulrachman Saleh Malang sebanyak satu kali penerbangan, yakni pukul 12.15 WIB.
Namun akibat pembatalan ini, 90 orang penumpang terpaksa dialihkan ke Bandara Juanda, Surabaya dengan diangkut bus serta 40 penumpang lainnya memilih batal terbang.
"Bagi para penumpang yang hari ini gagal berangkat, akan langsung dialihkan ke Surabaya atau dikembalikan uangnya, selain itu kami juga menerima jika penumpang ada yang menunda berangkat besok," ujarnya.
Pesawat yang tiba dari Jakarta pukul 12.15 WIB itu, seharusnya direncanakan berangkat kembali dari Malang pukul 12.30 WIB. Namun, sekitar pada pukul 14.00 WIB, seluruh penumpang yang berjumlah 130 orang harus dievakuasi karena adanya pengumuman mendadak dari crew pesawat.
Dijelaskan Fungki, awal pembatalan penerbangan yakni saat akan "take off" di ujung landasan pukul 12.35 WIB. Karena adanya instruksikan dari pilot yang menyebutkan harus ada perbaikan spare part.
(A052/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010