Washington (ANTARA News/Reuters) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Rabu mengatakan rencana Israel untuk membangun rumah-rumah lagi di Jerusalem Timur tidak bermanfaat bagi proses perdamaian Timur Tengah, namun masalah itu tidak akan membawa krisis dengan sekutu terdekat Amerika Serikat itu.

"Israel adalah salah satu dari sekutu-sekutu terdekat kami dan kami dan rakyat Israel memiliki satu ikatan khusus yang tidak akan lepas," kata Obama dalam wawancara Laporan Khusus stasiun televisi Fox News dengan Bret Baier.

"Tetapi dengan sahabat kadang-kadang terjadi pertengkaran," kata Obama.

Israel menimbulkan pertengkaran dengan pemerintah Obama pekan lalu ketika negara Yahudi itu mengumumkan rencananya untuk membangun 1.600 rumah lagi untuk warga Yahudi dekat Jerusalem Timur yang membuat marah Palestina. Pengumuman tersebut dibuat saat Wakil Presiden AS Joe Biden mengunjungi negara itu.

Israel menganggap seluruh kota Jerusalem , termasuk bagian timurnya yang diduduki 43 tahun lalu sebagai ibu kotanya. Palestina ingin Jerusalem Timur menjadi ibu kota negara yang mereka akan bentuk di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Obama dalam wawancara itu mengatakan ia mengutus Biden ke kawasan itu pada saat AS sedang berusaha memulai kembali perundingan antara Israel dan Palestina .

"Saya secara khusus mengutus Wakil Presiden Biden ke Israel untuk menyampaikan pesan dukungan dan menegaskan kepercayaan saya bahwa keamanan Israel adalah sangat penting dan kami memiliki kepentingan yang sama," kata Obama.

"Ada ketidaksepakatan dalam hal bagaimana kami dapat memajukan proses perdamaian ini," tambahnya.

Kementerian Dalam Negeri Israel menyetujui pembangunan 1.600 rumah baru beberapa jam setelah Biden mengemukakan tentang komitmen Obama bagi keamanan Israel dalam menghadapi apa yang disebut kedua negara itu ancaman-ancaman dari Iran.

"Tindakan-tindakan yang telah dilakukan kementerian dalam negeri Israel tidak berguna bagi proses itu. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta maaf atas tindakan itu," kata Obama.

"Yang kita perlukan sekarang adalah kedua pihak mengakui bahwa kepentingan mereka adalah memajukan proses perdamaian ini.(H-RN/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010