London (ANTARA News) - Indonesia berupaya membidik wisatawan berduit dari negeri beruang, Rusia bersama 12 industri wisata nusantara di pameran pariwisata Moskow International Travel & Tourism (MITT) ke-17 yang berlangsung hingga 20 Maret mendatang.
MITT setara WTM London dan ITB Berlin itu diikuti sekitar 3.000 perusahaan mewakili 157 tujuan wisata dengan Yunani sebagai Negara Mitra, ujar Counsellor KBRI Moskow M. Aji Surya di London, Kamis.
Dubes RI di Rusia Hamid Awaludin mengatakan sebagai negeri yang membuka diri relatif belum lama secara alami, rakyat Rusia senang bepergian ke luar negeri.
Bersamaan dengan booming ekonomi di negeri mantan adidaya ini, tercipta kelas menengah dalam jumlah sangat besar. "Mereka inilah yang melakukan perjalanan ke Indonesia dan tidak segan-segan mengeluarkan uangnya dalam jumlah besar," ujarnya.
Umumnya mereka tinggal di hotel bintang lima, bahkan kalau ada bintang tujuh atau depalan pasti dikejar, kata Dubes memberikan gambaran tentang perangai turis Rusia yang dikenal sangat royal itu.
Paviliun Indonesia dengan luas 150 meter persegi dirancang sacara unik memadukan budaya Jawa dan Bali dalam sentuhan modern berupaya menarik wisatawan Rusia yang gandrung bepergian ke luar negeri di tengah-tengah era keterbukaan.
Menurut Aji Surya, membaiknya perekonom global mendorong peningkatan prospek dunia pariwisata Indonesia dengan salah satu target wisatawan dari Rusia.
Selama pameran, paviliun Indonesia selain menyediakan jasa konsultasi, pemasaran hotel serta aneka paket wisata, juga menampilkan kesenian berupa tarian-tarian Nusantara.
Promosi akbar bersama KBRI Moskow digelar di tujuh kota besar guna menjaring setidaknya 87 ribu wisatawan dengan paket diving, spa, kuliner, adventure dan cruising serta wisata belanja dengan tersedianya 50 mall terbaik dan `night life` 24 jam khusus Jakarta.
Dalam konferensi pers di MITT yang dipandu Aji Surya dari KBRI Moskow bersama Direktur Pengembangan Pasar Kembudpar, Syamsul Lussa, dipertanyakan tentang penerbangan langsung dari Moskow ke Indonesia.
Mereka mengusulkan promosi yang lebih agresif dan segera meningkatkan infrastruktur bagi kenyamanan Turis di berbagai kota di luar Bali.
Selain itu, pemandu wisata berbahasa Rusia masih sedikit dan perlu mendapatkan perhatian kalangan dunia pariwisata Indonesia.
Sementara itu Direktur Pengembangan Pasar Kembudpar, Syamsul Lussa mengatakan, gairah pariwisata mulai dirasakan Indonesia sejak awal 2010.
Pada bulan pertama terjadi kenaikan 10 ribu turis asing yang masuk ke Indonesia dibanding Januari tahun sebelumnya. Bahkan, wisatawan ke Bali melonjak sampai 45 persen pada Februari. "Ini berarti krisis sudah lenyap, Indonesia menargetkan tujuh juta turis asing," ujarnya.
Diakui jumlah wisatawan Rusia mengalami penurunan 2,6 persen menjadi 66.839 orang sebagai dampak perekonomian dunia yang tidak kondusif selama tahun lalu.
Meski demikian, penurunan ini masih relatif kecil dibanding penurunan dari negara lain dan pariwisata Indonesia keseluruhan masih tumbuh.
Berdasarkan riset Euromonitor, orang Rusia yang bepergian pada 2010 sebanyak 42 juta orang. Untuk itu Indonesia berupaya menjaring wisatawan Rusia, kata Syamsul.
Ia menjamin adanya peningkatan daya saing industri wisata, restrukturisasi lembaga kepariwisataan, termasuk rencana penunjukan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di Moskow dalam waktu dekat.
Rusia merupakan salah satu dari 10 negeri di dunia dengan pengeluaran bepergian penduduknya tertinggi atau pada kisaran 25 miliar dolar per tahun. (ZG/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010