Semarang (ANTARA News) - Pembobolan kartu ATM yang mengakibatkan nasabah rugi jutaan rupiah dengan modus call center palsu kembali terjadi di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Korban yang bernama Erlita Dewi Kristiana (26), saat melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Kepolisian Wilayah Kota Besar Semarang, di Semarang, Rabu, mengatakan, dirinya hendak mengambil uang di mesin ATM BNI di depan Swalayan Sarinah, Ngaliyan, Semarang.
"Saat memasukkan kartu ATM ke mesin, tiba-tiba kartu saya tertahan, di tengah-tengah seperti ada sesuatu yang menahan," kata Erlita yang beralamat di Jalan Watu Wila IV Nomor 20 Perumahan Bukit Permata Puri Semarang itu.
Ia mengaku, saat panik dihampiri seorang pria tidak dikenal yang sebelumnya antre di belakangnya.
Pria tersebut, katanya, menyarankan dirinya untuk menghubungi call center dengan nomor 08139849799 seperti tertera di stiker di dekat mesin ATM.
"Saat menghubungi nomor telepon tersebut, saya diterima oleh seorang pria yang mengaku dari pihak bank yang bernama Handoko dan akan membantu saya," katanya.
Pria tersebut juga menanyakan nomor PIN ATM korban dengan alasan sebagai syarat untuk pemblokiran kartu ATM yang tertahan.
Setelah itu korban melaporkan tertahannya kartu ATM miliknya ke Bank BNI Cabang Karangayu.
Pihak bank setempat, katanya, meminta dirinya membuat laporan resmi terlebih dahulu yang dikeluarkan kepolisian setempat.
Saat dirinya melapor di SPK Polwiltabes Semarang, petugas menyarankan kepada korban untuk menyertakan print out transaksi yang dikeluarkan pihak bank.
Ia mengaku, mengetahui isi tabungan sebesar Rp5,4 juta telah dibobol setelah melihat hasil print out itu. Pembobolan itu melalui penarikan tunai sebanyak tujuh kali di mesin ATM lain.
Beberapa waktu lalu, kasus pembobolan ATM dengan modus serupa terjadi di kota itu.
Pembobolan ATM itu diduga oleh kawanan yang terorganisir dan sering beraksi di berbagai kota besar dengan cara berpindah tempat untuk menyulitkan pelacakan oleh polisi.(KR-WSN/M029/)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010