Denpasar (ANTARA News) - Ogoh-ogoh atau boneka raksasa dengan berbagai bentuk dan tema, usai diarak keliling kota biasanya langsung dibakar, namun khusus untuk boneka anjing rabies malah tetap dipajang di pinggir Jalan Cokroaminoto Denpasar, Bali.
Ogoh-ogoh yang menggambarkan kejadian yang kini cukup marak melanda Bali, yakni orang digigit anjing rabies, tampak cukup banyak menarik perhatian orang yang lewat di daerah itu, demikian ANTARA News Denpasar melaporkan, Rabu.
Tidak hanya dipajang, Ogoh-ogoh yang dibuat oleh kaum muda yang tergabung dalam Seka Teruna Teruni (STT) Mekarsari Banjar Bayusari, Desa Ubung, Denpasar Utara itu juga malah ditawarkan kepada peminat yang ingin mengoleksinya.
I Nyoman Subawa, bendahara STT Mekarsari mengakui bahwa pihaknya akan menjual hasil kreasinya itu kepada orang yang berminat.
"Kami jual seharga Rp20 juta, sesuai dengan biaya yang kami keluarkan untuk membuat Ogoh-ogoh itu. Maunya sih segitu, tapi kalau ada yang mau ambil cepat Rp15 juta, silahkan," katanya.
Menurut dia, sebenarnya laku terjual Rp20 juta saja pihaknya sudah rugi banyak, sebab ini belum terhitung dengan ongkos tenaga yang membuatnya.
Namun demikian, lanjut dia, boneka anjing rabies tetap akan dijual untuk menutup kekosongan kas pada STT Mekarsari.
Terkait dengan kepentingan itu, Subawa mengaku akan tetap memajang barang miliknya di pinggir jalan. "Ya kami akan memajangnya sampai Juni nanti. Kalau sampai batas waktu itu belum juga laku, ya akan kami bawa ke balai banjar," katanya.
Berbeda dengan ribuan ogoh-ogoh lain yang langsung dibakar oleh pemiliknya usai diusung di berbagai jalan raya di Pulau Dewata pada Senin (15/3) malam, yang oleh masyarakat setempat disebut Malam Pengrupukan, sehari sebelum Nyepi.
"Meski umumnya orang membakar ogoh-ogoh miliknya, tapi kami tidak melakukan itu. Yang penting, untuk keperluan sesaji dan persembahyangan berkaitan Nyepi sudah beres terpenuhi, jadi tidak masalah," kata Subawa, beralasan.
Tidak sedikit warga yang melintas di lokasi ogoh-ogoh yang dipajang, terlihat menyempatkan diri berfoto di bawah patung raksasa itu.
Ogoh-ogoh yang diberi nama anjing rabies atau asu galpong dengan buta kala itu, tercatat menyabet juara harapan I pada lomba ogoh-ogoh yang digelar Pemkot Denpasar.
Subawa menyebutkan, pusan yang ingin disampaikan generasi muda di kampungnya dengan ogoh-ogoh tersebut, antara lain mengingatkan agar warga masyarakat tetap waspada dengan ancaman anjing rabies.(ANT)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010