Jakarta (ANTARA News) - Obama adalah sosok baik, cerdas dan merupakan presiden kulit hitam pertama Amerika Serikat yang membuat sejarah karena presiden sebelumnya berkulit putih, kata Chico At-Talha, murid kelas empat SD Negeri Menteng 01, Jakarta Pusat.
Pendapat Chico diangguki kakak kelasnya, Namira Nindi, murid kelas enam.
"Saya bangga sekali menyambut kedatangan Obama ke Indonesia karena dia alumni sekolah kami yang bisa jadi presiden," kata Namira di sela latihan menari untuk penyambutan Obama nanti.
"Kakak kelasnya bisa jadi presiden, siapa tahu adik kelasnya ketularan jadi presiden juga," katanya, disusul derai tawa lepas.
Nandy Jessica, juga murid kelas enam SD Negeri Menteng 01, mengutarakan kesan dan perasaan sama dengan kedua temannya itu.
"Obama dulu kan pernah di sini, ya gitu..banggalah, dia nggak lupa dengan sekolahnya," katanya.
Lain lagi dengan Ilham Aulia. Murid kelas satu berharap Obama jadi mengunjungi sekolahnya di waktu kecilnya dulu itu.
"Banggalah ketemu Obama, siapa yang nggak bangga ketemu Presiden AS?" kata Ilham.
Fikri Rahadan, kawan akrab Ilham, bahkan tidak saja bangga akan bertemu dengan sang presiden negara adidaya itu.
Murid kelas empat ini mengaku terinspirasi Obama, ingin menjadi presiden. Maksudnya, tentu saja bukan Presiden AS.
"Saya bercita-cita menjadi presiden mengikuti jejaknya," katanya tegas, namun dengan muka ceria.
Kebanggaan sama diutarakan para siswa sekolah menengah pertama.
Ziad Rizki, murid kelas 7 SMPN 280 Jl. Cilacap, Menteng, Jakarta Pusat, menilai kunjungan Presiden Amerika Serikat Barrack Obama akan memperat hubungan dua negara.
"Obama mengajarkan kita supaya lebih semangat belajar, biar bisa jadi presiden," katanya serius.
Kebanggaan serupa Ziad diutarakan pula oleh teman satu SMP-nya, Windy Meilinda.
"Ia kakak kelasku di SD Menteng 01 dan ia pernah tinggal di Indonesia. Menurutku ia sosok berwibawa dan cerdas. Mungkin pelajaran darinya kita harus semangat dalam segala hal, baik dalam belajar atau hidup," kata Windy. (*)
reporter: adam rizal
editor : jafar sidik
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010