Informasi yang diperoleh ANTARA News, Rabu, menyebutkan kabar tentang kematian korban Supiani membuat histeris keluarga korban. Mereka mendengar kabar bahwa korban kerap mendapatkan penyiksaan oleh keluarga majikannya, Salim Abdul Rahman.
Anak laki-laki dari pasangan Ajudin dan Sakroyah itu berangkat ke Riyadh untuk bekerja sebagai sopir di keluarga Salim Abdul Rahman itu sejak delapan bulan yang lalu melalui Perusahaan Jasa Tenega Kerja Indonesia (PJTKI) PT Bajri Putra Mandiri di Jalan Bungur Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur.
Korban yang telah dikarunia dua anak itu, sempat berbaring sakit dan ingin secepatnya dipulangkan. Namun, adik majikannya, Ibrahim, tidak bersedia memulangkan dengan alasan kontrak kerjanya belum selesai. Korban dikontrak selama dua tahun.
Adik korban, Eli (30), mengatakan, kepastian kematian korban diterima oleh keluarga dari rekan-rekan korban sesama sopir di Arab Saudi.
"Mereka mengatakan korban seringkali sakit karena jarang diberi makan. Karena kondisi yang sakit, kerja supiani menjadi tidak maksimal dan kerap mendapatkan siksaan dari adik majikannya, Ibrahim," katanya.
Para rekan korban mengetahui Supiani meninggal ketika di kamar korban tercium bau tak sedap dan di kediaman majikannya terdapat ambulance serta mobil polisi setempat pada Minggu (14/3) lalu.
"Namun, kami baru memperoleh kabar kematiannya pada Selasa (16/3) lalu. Jerit tangis keluarga tak terbendung mendengar kabar tersebut," katanya.
Keluarga meminta jasad korban segera dipulangkan ke kediamannya karena hingga Rabu siang belum ada keterangan dari PJTKI, bahkan keluarga majikan tak bisa dihubungi.
"Pihak PJTKI tak merespon ketika keluarga menceritakan kondisi korban saat-saat terakhir hidupnya," katanya.(KR-SM/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010