Garut (ANTARA News) - Bertepatan dengan puncak peringatan hari jadi Kabupaten Garut ke-198, Rabu, banjir lumpur setinggi sekitar 1 meter menggenangi Desa Tanjungkarya, Kecamatan Samarang, pemukiman yang berada di kaki Gunung Guntur.
Menurut Kepala Desa Tanjungkarya Cecep Rukman, jutaan kubik lumpur beserta air keruh berwarna coklat tua dan turun dari atas bukit kembali menggenangi perkampungan.
Banjir lumpur yang terjadi sebelumnya juga menenggelamkan 75 hektar areal pertanian serta merusakan sekurangnya 20 rumah penduduk setempat.
Aparat desa setempat sekarang terus-menerus memantau dan meminta masyarakat tidak panik serta tetap waspada karena hingga berita ini ditulis hujan deras masih mengguyur.
Banyak warga panik, sementara jerit tangis anak-anak dan ibu-ibu rumah tangga membuat situasi kian mencekam ketika endapan lumpur dari tebing yang tergerus kian meninggi.
Di tempat terpisah, korban longsor yang terjadi di desa tersebut beberapa waktu lalu, membuat 20 keluarga yang terdiri dari sekitar 350 jiwa masih mengungsi di rumah-rumah saudara mereka.
Kepala Puskesmas Sukakarya Nurjaman menyatakan jajarannya masih terus melayani pengobatan keliling keluar masuk perkampungan, terutama pada setiap titik lokasi pengungisian, apalagi saat ini banjir lumpur kembali terjadi, tegasnya.
(ANT/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010