Miranshah, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Serangan pesawat mata-mata AS menghancurkan sebuah tempat persembunyian di gunung di Pakistan baratlaut dekat perbatasan Afghanistan, Selasa, yang menewaskan 10 gerilyawan termasuk beberapa tersangka terkait-al-Qaida.
Serangan itu terjadi di distrik Waziristan Utara, kubu pertahanan gerilyawan Taliban dan pejuang terkait-al Qaida, dan makin sering diserang oleh pesawat mata-mata AS sejak serangan bunuh diri menewaskan tujuh staf CIA di Afghanistan.
Sejumlah rudal menghantam sebuah kompleks yang digunakan oleh gerilyawan dekat desa Datta Khel, 20 Km di barat Miranshah, kota penting di Waziristan Utara, kata beberapa pejabat keamanan Pakistan.
Identitas sebenarnya dari para gerilyawan itu tidak jelas dan tidak diketahui dengan segera apakah ada sasaran bernilai tinggi.
"Sedikitnya 10 gerilyawan, sebagian besar orang asing, telah tewas," salah seorang pejabat keamanan Pakistan mengatakan pada AFP tanpa menyebut nama, mengadopsi istilah yang digunakan secara luas di Pakistan untuk merujuk tersangka terkait-al-Qaida.
"Lima rudal telah ditembakkan oleh pesawat mata-mata tak berawak AS itu," ia menambahkan.
Tiga pejabat keamanan lainnya memastikan serangan rudal itu dan memberikan korban tewas yang sama, sementara seorang pejabat intelijen setempat melukiskan sasaran itu sebagai tempat persembunyian di gunung untuk gerilyawan. Beberapa orang Arab dikatakan berada di antara mereka yang tewas.
Gerilyawan telah mengepung tempat itu dan mencari puing, tempat dua mobil juga hancur dalam serangan tersebut, kata seorang pejabat pemerintah setempat.
Pesawat mata-mata AS secara rutin menyerang para komandan Taliban dan al-Qaida di daerah suku semi-otonomi di Pakistan, yang Washington katakan sebagai markas besar global al-Qaida dan wilayah paling berbahaya di Bumi.
Serangan itu makin tertuju ke Waziristan Utara, yang berbatasan dengan provinsi Khost, tempat seorang dokter Jordania yang berubah menjadi agen ganda al-Qaida meledakan dirinya pada 30 Desember dalam serangan mematikan terhadap badan mata-mata AS itu dalam 26 tahun.
Pesawat mata-mata itu telah menewaskan sejumlah sasaran penting, termasuk pemimpin Taliban Pakistan Baitullah Mehsud dan mungkin penggantinya Hakimullah Mehsud, tapi serangan itu meningkatkan sentimen anti-Amerika pada umat Islam Pakistan.
Beberapa pejabat AS menegaskan serangan itu merupakan senjata yang sangat penting untuk mengalahkan dan membalikkan keadaan pemberontakan Taliban di Afghanistan, tempat Washington memimpin peningkatan besar tentara tahun ini dalam upaya untuk mengakhiri perang delapan tahun itu.
Lebih dari 830 orang telah tewas dalam lebih dari 90 serangan AS di Pakistan sejak Agustus 2008, dengan peningkatan dalam setahun terakhir ketika Presiden Barack Obama menempatkan Pakistan di pusat perangnya melawan al-Qaida.
Washington telah menekan Islamabad untuk berbuat lebih banyak lagi untuk membongkar perlindungan gerilyawan di perbatasan, ketika AS berjuang melawan Taliban di Afghanistan, tempat lebih dari 121.000 tentara AS dan NATO dipangkalkan.
Taliban dan kelompok terkait-al-Qaida dipersalahkan karena gelombang serangan bunuh diri dan bom yang telah menewaskan lebih dari 3.000 orang di Pakistan sejak 2007.
Militer Pakistan mengklaim telah mencapai perolehan besar menghadapi kubu pertahanan Taliban dan al-Qaida dalam setahun terakhir, yang diikuti serangan besar di distrik Swat dan Waziristan Selatan di Pakistan baratlaut.
Tapi Jumat lalu, dua serangan bunuh diri menewaskan 57 orang dalam serangan paling mematikan di Lahore dan hanya beberapa hari setelah pemboman mobil yang menewaskan 15 orang di kota yang sama. (S008/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010