New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak dunia kembali pulih, berbalik naik (rebound) dari kerugian berat barubaru ini, hingga mencapai 82 dolar per barel pada Selasa, karena Federal Reserve AS mempertahankan suku bunganya.
Pada malam pertemuan produksi OPEC, kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April menguat di atas 82 dolar per barel, sebelum mengakhiri hari perdagangan di 81,70 dolar, naik 1,90 dolar dari level penutupan Senin.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April naik 1,13 dolar menjadi 79,02 dolar.
"Minyak mentah pulih dari kerugian kemarin, dan bahkan lebih," kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates, menambahkan bahwa melemahnya dolar mendorong investor memburu komoditas.
"Saya pikir bahwa pada akhir tahun kita akan melihat harga minyak mentah di kisaran 90-95 dolar, karena ekonomi global pulih dan kita melihat penurunan produksi di banyak wilayah di dunia."
Federal Reserve pada Selasa mempertahankan suku bunga terendah di tengah harapan masih rapuhnya stimulus pemulihan ekonomi AS, terganjal oleh tingginya pengangguran dan kredit ketat.
Minyak juga naik didukung dolar yang lemah, yang jatuh terhadap euro setelah berita tak terduga menguatnya sentimen investor Jerman.
Minyak mentah yang dihargakan dalam dolar mendapat dukungan dari melemahnya greenback karena membuat minyak mentah lebih murah bagi para pembeli yang menggunakan mata uang lainnya. Pada gilirannya, biasanya merangsang permintaan.
Minyak juga naik di tengah kekhawatiran tentang permintaan energi AS dan kemungkinan China bergerak untuk mendinginkan ekonomi yang booming.
"Fundamental (penawaran dan permintaan) akan kembali dalam fokus lagi karena pertemuan OPEC di Wina besok, di mana kita mengharapkan kelompok pengekspor untuk mempertahankan kebijakan produksinya," kata analis VTB Capital, Andrey Kryuchenkov.
Dia menambahkan bahwa langkah tersebut akan membantu "mengurangi membengkaknya stok dan mendukung harga pada kuartal kedua 2010 ".
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) secara luas diperkirakan mempertahankan kuota produksi minyak resmi 24,84 juta barel per hari ketika mereka bertemu di ibukota Austria pada Rabu.
"Ini akan menjadi pertemuan yang mudah," kata Menteri Energi UEA Mohammad bin Dhaen al-Hamli kepada wartawan pada Selasa setelah sesama negara anggota OPEC mengatakan kartel tidak perlu mengubah target produksi resmi.
Para anggota telah menunjuk persediaan minyak yang tinggi, kekurangan permintaan dan harga minyak mentah dapat diterima untuk alasan-alasan mengapa OPEC tidak perlu mengubah batas atas produksi.
"Tidak ada kebutuhan untuk meningkatkan produksi ... Kuwait mendukung mempertahankan kuota produksi," Menteri Perminyakan Kuwait Sheikh Ahmad Abdullah al-Sabah mengatakan pada Selasa sebelum menuju Wina -- pulang ke markas OPEC.
Namun Kuwait, seperti anggota OPEC lainnya, menyerukan kepatuhan yang lebih besar pada batas atas produksi resmi kartel karena data menunjukkan bahwa Organisasi ini memompa lebih daripada target.
"Kuwait akan mendorong untuk lebih mematuhi (output) ... itu masalah utama" pada pertemuan tingkat menteri OPEC mendatang, kata Sheikh Ahmad.
Anggota OPEC tertarik untuk pemenuhan lebih besar sesuai dengan kuota resmi produksi di tengah kekhawatiran bahwa permintaan minyak dapat melemah karena pemerintah terlihat mengakhiri langkah-langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menempatkan negara pada jalan menuju pemulihan ekonomi. (A026/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010