Sarajevo (ANTARA News/AFP) - Seorang warga negara Bosnia, yang bekerja sebagai seorang pemadam kebakaran pada perusahaan Amerika Serikat di Afghanistan, tewas pada Senin akibat serangan atas pangkalan negara adidaya itu di sana, kata televisi nasional.

Almir Bikovic (32 tahun) tewas dan lima di antara rekan Bosnia-nya luka akibat serangan tersebut, kata BHRT.

Menurut laporan media setempat, serangan pejuang Taliban terhadap pangkalan tentara Amerika Serikat di Bagram di Parwan itu terjadi pada pukul 04.00 (10.00 WIB).

Kementrian luar negeri Bosnia belum menanggapi berita itu.

Pada Desember 2009, Sarajevo mengumumkan rencana mengirim satuan kecil tentaranya pada tahun ini untuk bertugas dengan Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO di Afghanistan.

Serangan bom menewaskan seorang prajurit NATO di daerah dilanda kekerasan pada Kamis, kata tentara.

Prajurit itu, yang kewarganegaraannya tidak diumumkan, tewas sesudah bom rakitan meledak di Afghanistan selatan, kata ISAF.

Dengan kematian itu, jumlah prajurit asing tewas di Afghanistan menjadi 121 sepanjang tahun ini dan menggarisbawahi keadaan semakin mematikan bagi lebih dari 120.000 prajurit pimpinan Amerika Serikat dan NATO di negara tersebut.

Pada tahun lalu, 77 prajurit asing tewas pada tiga bulan pertama 2009 di Afghanistan, kata laman mandiri icasualties.org, yang mencatat angka kematian tentara di medan perang Irak dan Afghanistan.

Bom itu, yang sama dengan yang digunakan Taliban untuk menyerang tentara sasaran, meledak di dekat pos keamanan, yang dijaga pasukan Prancis.

Ledakan itu terjadi dua kilometer sebelah utara Tagab di dekat pangkalan udara Bagram, yang dikelola pasukan NATO, yang dilanda serangan Taliban dan gerilyawan lain.

Bom rakitan, yang dikenal sebagai IED (peledak buatan rumahan) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, katta tentara.

Komandan NATO memperingatkan negara Barat untuk siap menghadapi kejatuhan korban, karena mereka melaksanakan siasat mengahiri perang delapan tahun di negara itu.

Marinir Amerika Serikat saat ini memimpin 15.000 prajurit negara adidaya itu, NATO dan Afghanistan dalam Gerakan Gabungan, yang bertujuan menumpas pejuang, yang diluncurkan menjelang fajar ahir pekan tengah Februari untuk membuka jalan agar pemerintah Afghanistan bisa mengendalikan lagi daerah penghasil opium Helmand.

Gempuran itu mendapat perlawanan sengit dari Taliban, yang melancarkan serangan dari balik tameng manusia dan memasang bom di jalan, bangunan dan pohon.

Pada saat ini terdapat lebih dari 120.000 prajurit asing, terutama dari Amerika Serikat di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai mengatasi perlawanan sisa Taliban.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya tersebut, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Pasukan ISAF berkekuatan lebih dari 84.000 prajurit dari 43 negara, yang bertujuan memulihkan demokrasi, keamanan dan membangun kembali Afghanistan, namun masih berusaha memadamkan perlawanan Taliban dan sekutunya. (B002/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010