mikrozonasi ini penting untuk melihat potensi dampak gempabumi
Medan (ANTARA) - BMKG Deli Serdang, bersama BBMKG Wilayah I Medan, Sumatera Utara, kembali melanjutkan pengukuran struktur tanah (mikrozonasi) di Kota Medan, sebagai upaya untuk memetakan kerentanan tanah di Kota Medan.
"Pengukuran struktur tanah kali ini merupakan metode yang ke-tiga, dengan menggunakan metode Tdom, setelah menyelesaikan pengukuran dengan dua metode sebelumnya, yaitu metode MASW dan SPAC." kata Kepala Stasiun Geofisika Deli Serdang, Teguh Rahayu di Medan, Selasa.
Ia mengatakan pengukuran dengan metode Dominant Period (Tdom) berbeda dengan dua metode yang sebelumnya.
Baca juga: BMKG: Kerentanan gempa di Indonesia harus diterima
Metode Multichannel Analysis of Surface Wave (MASW) bertujuan untuk mengetahui jenis tanah bawah permukaan, Spatial Auto-Correlation (SPAC) untuk mengetahui kedalaman batuan dasar.
Sedangkan metode yang saat ini dilakukan, yaitu Tdom bertujuan untuk mengetahui frekuensi dominan getaran tanah, dengan hasil akhir berupa estimasi respon getaran di suatu wilayah apabila terjadi gempabumi.
"Mikrozonasi ini penting untuk melihat potensi dampak gempabumi di Kota Medan, juga sebagai dasar untuk analisis risiko spesifik lokasi yang dapat membantu dalam mitigasi kerusakan gempa bumi," katanya.
Baca juga: BPBD Palu ukur tingkat kerentanan tanah untuk mitigasi bencana
Teguh Rahayu yang juga sebagai ketua tim, menyebutkan, karena pengukuran dilakukan pada masa pandemi COVID-19, yaitu sejak awal Februari 2020, maka pelaksanaan pengukuran harus menerapkan protokol kesehatan.
Adapun pengukuran mikrozonasi dengan metode Tdom dilakukan selama tiga pekan di Kota Medan dan Belawan yang dimulai dari 05 Oktober hingga 24 Oktober 2020.
"Pengukuran kerentanan tanah Kota Medan dan Belawan baru pertama dilakukan, dan direncanakan selesai pada akhir bulan ini. Hasil pengukuran, diharapkan akan memberikan dampak positif dalam perencanaan Tata Ruang dan wilayah Kota Medan dan Belawan ke depan," katanya.
Baca juga: BMKG petakan tingkat kerentanan seismik pascagempa Lombok
Baca juga: Jakarta dikepung patahan aktif, rentan terdampak gempa
Pewarta: Juraidi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020